Organisasi Besar Pengendali Web
“Web memiliki ekosistem yang luar biasa besar dengan jumlah pengguna mencapai ratusan juta orang. Layaknya seperti organisasi mafia, Web memiliki orang-orang yang mengendalikannya agar tetap berjalan pada jalur-nya, bahkan jika perlu hingga ribuan tahun sampai ada teknologi lain yang menggantikannya”
– catatan editor –
Artikel Asli dalam Bahasa Inggirs Oleh: Paul Ford
Ditranslasikan ke dalam Bahasa Indonesia Oleh:
Dicek dan ditinjau ulang oleh: Reopan editor
Anda mungkin telah mendengar atau membaca informasi pada tanggal 28 Oktober 2014, mengenai rekomendasi HTML5 dari organisasi W3C. Dan mungkin anda telah mengetahui bahwa hal ini akan berpengaruh pada aplikasi dan Web. Pertanyaannya : Apakah hal ini menarik minat anda?
Jawabannya kurang lebih bagi penduduk dunia internet adalah Ya! : adalah sepadan untuk memahami apa itu HTML5 dan siapa orang-orang yang mengendalikan organisasi W3C. Dan cukup sepadan mengetahui sedikit sisi misterius, gejolak konflik proses kultural dimana HTML5 menjadi sebuah “rekomendasi.” Bermilyar-milyar manusia akan menggunakan web pada masa yang akan datang, meskipun tidak banyak dari mereka berada di posisi untuk mendefinisikan apa itu “Web” dan apa yang tidak. W3C yang berada di posisi tersebut. Jadi siapa gerangan komplotan ini? Apa yang dibawanya sampai saat ini? Siapa yang menulis standar pengecekannya?
Web merupakan sebuah penemuan Millenium. Teknologi ini pertama kail diperkenalkan 25 tahun yang lalu, di tahun 1989. Enam tahun kemudian, pembukaan I.P.O Netscape memulai awal era sirkus di Silicon Valley. Ketika Web merupakan sebuah brand baru, banyak ahli komputer meremehkannya. Dibandingkan dengan sistem publikasi hypertext lain, ini adalah teknologi yang masih primitif. Sebagai contoh, anda dapat terhubung dari halaman Web anda ke halaman Web lain, namun tidak dapat mengetahui kapan seseorang menghubungkannya ke halaman Web anda. Dan Web tidak memperbolehkan anda mengedit halaman di browser yang anda gunakan. Bagi para pemikir hypertext elit dan programmer, ini merupakan kelemahan yang serius.

Web meskipun demikian, sangat mudah dibangun dan dipelajari. Di dalamnya terkandung benih-benih dari transmisinya sendiri, yaitu setiap orang dapat mempelajari HyperText Markup Language dengan membaca sebuah halaman Web dibandingkan dengan melihat bentuk mentah kode HTML. Web dibangun dari dokumen-dokumen dan gambar sederhana yang terhubung dengan dokumen dan gambar sederhana yang lain.
Agama dari teknologi adalah keistimewaan atau ciri khas-nya, dengan demikian, orang-orang mulai menambahkan segala hal yang bisa ditambahkan ke dalam web. Bagaimana cara menampilkan sesuatu secara 3-D? Bagaimana menampilkan teks yang berkedip-kedip atau teks yang yang menggulung halaman seperti sebuah tenda? Bagaimana mengubah setiap halaman Web menjadi sebuah software? Beberapa browser, seperti Mosaic, Netscape, Internet Explorer, Cyberdog, Spyglass, Lynx, dan Amaya mulai muncul, dan masing-masing memiliki caranya sendiri dalam menggaet pasar.
Dari kompleksifitas ini munculah perpecahan. Bayangkan jika Web browser anda hanya dapat merender bentuk foto dalam satu format, dan milik saya dengan format lain lagi, dan kemudian saya mengirimi anda link ke sebuah gambar, maka anda tidak akan dapat melihatnya. Bahkan dalam satu web, anda mungkin akan banyak menemukannya. Kekacauan akan terjadi dan para fotografer akan komplain dan terus komplain.
Ketika perpecahan mulai terjadi pada saat itu, orang-orang mulai menyadari bahwa diperlukan suatu kelompok yang dapat memutuskan dengan bahasa umum dimana di dalamnya tercakup semua keistimewaan yang diperlukan. Kemudian kelompok ini akan perlu menuliskan suatu dokumen yang berisikan setiap aspek evolusi dari “hypertext markup language”. Ini merupakan sebuah proses standarisasi (teknik berdiplomasi untuk kepentingan perdagangan) dan merupakan hal yang esensial dalam perkembangan internet. Hal ini juga bukan bentuk original dari pengkomputasian.
Dengan mempertimbangkan Konvensi Buffalo tahun 1908, ketika perusahaan-perusahaan pembuat piano bertemu di Hotel Iroquois di Buffalo. Dimana isunya pada saat itu mengenai jumlah perforasi per inci yang akan dilubangi dalam gulungan yang nantinya digunakan untuk memetakan lagu-lagu dalam alat musik piano. Beberapa orang mengusulkan sembilan, beberapa lainnya mengusulkan delapan, dan perbedaaan ini berarti peningkatan pada beban biaya, kesulitan pembuatan dan kebingungan bagi para pembeli. Di dalam “Gathering of the Player Men at Buffalo,” Music Trade Review membahas adegan sengit dari Mr. P. B. Klugh, yang berbicara untuk Cable Company, yang mengatakan telah mengadaptasi “skala sembilan inci” dan mereka tidak memberikan pendapat terbuka terhadap pokok persoalannya, sebagai patokan kepuasan yang dapat diberikan. Terombang-ambing, perusahaan produksi akhirnya menyelesaikan isu dari Mr. Klugh. Sebagai hasilnya, saat ini kita hidup di dunia dimana gulungan piano sembilan lubang per inci menjadi sebuah standar. Anda mungkin disebut orang bodoh jika melatih pemain piano bermain dengan alat musik piano yang memiliki skala yang berbeda.
Tentu saja halaman Web jauh lebih kompleks. Diperlukan berlusin-lusin standar, mulai dari aturan pemerintah, suara, gambar, interaksi, protokol, kode dan lain sebagainya. Peran sebagai parlemen dalam bidang Web dimainkan oleh W3C, atau kepanjangan dari The World Wide Web Consortium. Ini standar inti-nya: mengorganisasi suatu pertemuan yang memperbolehkan kelompok-kelompok yang bersaing ikut mendefinisikan standar, mengawasi mereka mengerjakan rancangan untuk merekomendasikan kandidat dan mengusulkan rekomendasi, dan pada akhirnya jika standarnya sudah cukup digodok dan ditelaah, maka keluarlah izin penuh yaitu “rekomendasi W3C.”
W3C telah mengadakan pertemuan selama 20 tahun, dipimpin oleh direkturnya Tim Berners-Lee, pencipta utama dari Web. Keanggotaan organisasi ini sudah mendekati empat ratus akademisi, non-profit dan organisasi-organisasi korporat. Di dalamnya, partisipan yang paling memiliki ikatan adalah perusahaan besar yang membangun software Web dan tuan rumah dari situs yang luar biasa besar, dimana diantaranya seperti Google, Microsoft dan Facebook. Mereka semua wajib membayar agar ikut dalam satu meja, sebanyak enam puluh delapan ribu lima ratus Dolar setiap tahun untuk perusahaan terbesar di Amerika, dan perusahaan yang lebih kecil membayarnya lebih sedikit, dan juga negara-negara kurang makmur ditambahkan disini untuk ikut menyesuaikan skalanya.
Misi kebudayaan dari W3C adalah membuat Web dapat tersedia bagi semua orang, apapun perangkat keras, software, infrastruktur jaringan, bahasa native, budaya, lokasi geografis, ataupun kemampuan fisik atau mental yang dimilikinya. Cara untuk mewujudkannya adalah dengan komite, melalui dokumen-dokumen standarisasi.
Jika anda ingin mendapatkan berita perkembangan Web, anda dapat mengunjungi homepage W3C dan memilah informasi terbaru. Membaca kedalam standar-standarnya, yang mana memang membosankan, anda mungkin membayangkan standarisasi adalah sesuatu yang sopan, hampir menyerupai proses akademik, dimana para kritikus dengan tenang berdebat pada topik seperti penempatan semicolon. Ini bukanlah kasusnya. Standar yang penting kadang dihasilkan dari perdebatan yang sopan dan kadang juga dilahirkan dari wadah kemarahan kelompok, yang meninggalkan jejak surat terbuka, potongan berita saluran belakang, dan postingan blog dengan nada protes tinggi.
Ini bukanlah suatu rahasia yang memalukan. Ini memang bagian yang diharapkan dalam suatu proses yang sehat. “Standarisasi teknologi adalah diplomasi komersial,” tulis Stephen R. Walli, seorang direktur bisnis strategi dari Hewlett Packard dan seorang veteran pekerja keras, dalam sebuah paper yang berkaitan dengan subjek ini, “Dan tujuan dari setiap pemain/pengguna (sebagaimana merujuk kepada semua diplomat) adalah untuk memperluas area pengaruh ekonomi ketika di saat yang sama mempertahankan kedaulatan teritorialnya. Atau seperti Charles F. Goldfarb, yang membuat sebuah pelopor dari HTML yang disebut standar Generalizes Markup Language pada tahun 1974. dimana dalam email ini mengatakan, “Proyek multi-tahun di arena yang sangat politis yang mengubah kontribusi perorangan sampai hilangnya fokus.” Dimana dapat dikatakan juga bahwa sebuah standar seperti layaknya hukum, muncul dari konflik yang sifatnya fundamental.
Semenjak perulangan pertama kalinya, HTML telah mendefinisikan seperangkat aturan untuk menambahkan markup dalam konten tekstual. Jika anda ingin sesuatu sebagai judul, anda harus menambahkan tag <h1> di sekitar teks judul: <h1> Judul Anda</h1>. Tag <h1> adalah markup. Teks “Judul Anda” hanya data karakter. Browser anda, yang diprogram untuk menginterpretasikan aturan dari HTML, akan menampilkannya dengan format yang pasti lebih besar.
Itulah HTML yang secara esensi hanya kumpulan dari berbagai tag. Namun pada HTML5, bahasa markup telah menjadi kertas penghubung atau wadah bagi teknologi lain. Audio, video, gambar, teks, judul, kutipan, kanvas terbuka tertutup, grafik 3-D, alamat email, dan hal lainnya akan membuat anda mengatakan semua hal ini ada dan menariknya ke dalam satu halaman tersendiri. Anda bahkan dapat memvalidasi sebuah halaman. Pada saat penulisan artikel ini sebagai contoh, Apple.com memiliki tiga error HTML5. Itu adalah hal yang cukup bagus. Dibandingkan dengan halaman Web New York Times yang memiliki seratus empat puluh satu error.
Validitas pada skenario ini merupakan konstruksi ideologi. Memberikan janji bahwa melalui pemangkasan aturan yang akan diletakkan selanjutnya oleh W3C, situs anda akan dapat diakses oleh lebih banyak orang dibandingkan dengan halaman yang kurang valid. Kedua halaman ini masih bekerja baik bagi sebagian besar orang, dimana browser memiliki toleransi terhadap semua bentuk file arsip. Fungsi utama dari setiap standar pokok adalah epistemologis, yaitu memberikan raihan opini yang luas dan harus dapat mengenali beberapa diantaranya sebagai sesuatu yang dapat dipercaya. Validator otomatis adalah sistem kepercayaan yang dikodekan. Tidak setiap situs Web menawarkan HTML yang valid, sama seperti para penganut Katolik yang menghindari sex pra-nikah. Persentase HTML murni dan valid yang ada di Web mungkin hampir sama dengan persentase para Katolik yang menikah dengan status masih perawan.
Perselisihan yang membahas HTML5 semakin jelas dan dipublikasikan lebih dari biasanya. Untuk memahami mengapa, anda harus kembali ke bulan Juni 1996, ketika sebuah versi baru dari HTML muncul. HTML3.2 merupakan perilisan yang besar, karena dibuat resmi dari apa yang sebelumnya telah diterapkan. Sebuah bahasa yang susah dipahami, didorong oleh faktor pemasaran yang bernama JavaScript telah ditambahkan ke dalam Web browser: ini berarti setiap elemen dalam halaman dapat tampak seperti hidup. HTML3.2 tepatnya tidak terlalu banyak membahas tentang JavaScript, tapi hanya sepenggal kalimat seperti, “Pada masa depan, akan ada bentuk script dalam HTML.” Dan lihatlah, ternyata hal itu telah ada saat ini.
“Tujuan pendesaianan dari JavaScript,” tulis seorang komentator yang dikenal baik, “adalah untuk membuat tarian monyet ketika anda mengarahkan kursor mouse kepadanya.” tarian monyet ini seringkali memunculkan tarian monyet yang lain, wujud pertamanya seperti pop-up windows, dan kemudian – bantuan besar dari Microsoft, yang menambahkan teknologi ini ke Internet Explorer yang memungkinkannya memuat data baru tanpa perlu me-refresh browser – memiliki bentuk aplikasi Web seperti Google Maps, Gmail, Twitter, dan Facebook. Dan sekarang keseluruhan Web adalah tarian monyet. Kita masih menyebut halaman Web dengan “pages,” tetapi banyak dari mereka adalah aplikasi software yang sama rumitnya seperti membangun program pengolah kata atau video game. (Seringkali mereka memang program pengolah kata seperti Google Docs, atau video games seperti HexGL).
Tahun 2004, saat terjadi perubahan dari sebuah halaman menjadi aplikasi, memancing ketertarikan yang luar biasa bagi korporasi global, yang melihatnya sebagai sesuatu yang baru, Web yang aktif yang bisa menjadi sumber potensial untuk menggali keuntungan. Meskipun begitu, diperlukan usaha bertahun-tahun untuk membangun ulang Web. Teknologi ini didorong untuk menciptakan Web yang mudah diakses – yang dapat bekerja bagi orang buta atau orang-orang dengan keterbatasan, yang mana halaman web dapat mendeskripsikan isi kontennya sendiri. Hal ini juga memerlukan Web semantic, yang berlatar pada ide apa yang dapat diselesaikan sebelumnya pada dokumen – menghubungkan semua informasi dunia ke dalam suatu bentuk desentralisasi, hasil kolaborasi ide bersama Google. Untuk menyatukan tujuan ini bersama-sama, W3C sedang bekerja pada proyek versi baru dari HTML, yaitu XHTML2, yang akan menciptakan kembali keistimewaan halaman-halaman Web dengan teknologi yang lebih baik lagi, bersama dengan standar-standarnya. Namun, ketika W3C ingin membangunnya dengan lebih terbuka dan lebih mudah diakses, industri Web lebih ingin membuat tarian monyet.
Harus dikatakan bahwa dalam mengejar tujuannya yang tinggi, W3C sekilas menjadi tidak selaras. Sebagai contohnya, kelompok Emotion Markup Incubator dari W3C berniat membuat kemungkinan keterangan tambahan pada semua hal berupa emosi. Sebagaimana pernyataan mereka:
EmotionML menyediakan mekanisme untuk menggambarkan emosi dalam istilah pendeskripsian ilmiah yang valid seperti: kategori, dimensi, persetujuan, dan kecenderungan tindakan.
Dan segera setelah itu:
Mengingat kurangnya persetujuan di komunitas, EmotionML tidak menyediakan suatu kosa kata dari istilah emosi. namun memberikan pilihan kepada pengguna untuk memilih emosi yang paling cocok pada keterangan tambahan yang digunakan.
Tidak ada jalan untuk meletakkannya. Di dalam proses standarisasi, emosi – dengan jelas – terlalu tinggi. Dan apa yang telah mereka capai? Dengan menggunakan EmotionML, berikut ini adalah bagaimana anda akan menilai kepuasan dari versi 0.5:
<emotion dimension-set=“http://www.w3.org/TR/emotion-voc/xml#pad-dimensions”><dimension name=“pleasure” value=“0.5”/></emotion>
EmotionML bagus untuk mengekspresikan kemarahan, kegelisahan, tersakiti dan penghinaan. Jika standarnya sampai ke tahap rekomendasi, dan kemudian secara luas digunakan, anda mungkin melabeli postingan blog politik berdasarkan level kegilaannya, atau menelusuri ketersinggungan Barack Obama selama konferensi pers. Atau anda dapat menjelajahi web dan hanya membaca pemikiran yang menyenangkan.
Hal itu tidak terjadi. Pada tahun 2004, ketika W3C sedang bekerja pada perasaannya, banyak hal terjadi di dunia Web. Google telah menjadi perusahaan terbuka (go public). Apple telah berhasil menjual jutaan lagu melalui teknologi Webnya, yaitu iTunes Store. Apple juga meluncurkan browsernya sendiri, Safari.
Dan kemudian sebuah kelompok insinyur dari Apple, Mozilla (pembuat Firefox), dan Opera membentuk kelompok terpisah yang dikenal dengan nama WHATWG, Web Hypertext Application Technology Working Group. Kelompok ini digambarkan bertujuan mengawasi arah W3C pada XHTML, kurang memiliki ketertarikan pada HTML dan dengan jelas mengabaikan kebutuhan akan penulis di dunia nyata. WHATWG mengemukakan apa yang W3C biasanya kerjakan – mendefinisikan versi baru dari HTML, yaitu HTML5, yang bersama-sama menarik dan menstandarisasi peningkatan kemajuan yang muncul pada Web browser. Kombinasi teknologi ini akan membuat Web browser berjalan cepat, seperti komputer pada umumnya, dengan bentuk yang lebih cerdas, video dan audio playback yang lebih baik, sebuah model yang telah diimprovisasi yang mengubah dokumen menjadi kode, dan rasionalisasi dan dokumentasi yang lazim untuk hal yang luar biasa besar, yaitu Web yang terangkai.
Browser untuk selanjutkan akan menjadi tempat bagi aplikasi – sebuah mesin yang dapat menjalankan software. Sebuah sistem operasi bagi dirinya sendiri.
Di tahun 2007, W3C menerima pendekatan WHATWG, dan mengadopsi HTML5 sebagai miliknya sendiri. Penggunaan XHTML2 telah melewati batas waktu dan Web dengan fitur emosi tidak pernah lolos rekomendasi. WHATWG tetap bertindak independen dan kedua organisasi mulai membentuk persekutuan yang kurang nyaman yang terus berlanjut sampai saat ini.
Meskipun W3C menerima HTML5, masih ada banyak pertanyaan tentang bagaimana dan kapan HTML5 akan terwujud. Stephen Shankland dari CNET menelusuri dengan tekun proses standarisasi ini selama beberapa tahuh. Pada 2010, dia mendokumentasikan ekspresi kemarahan:
Beberapa contoh bahasa yang terkumpul bulan ini pada mailing list group kerja HTML W3C HTML adalah: “kekanak-kanakan,” “tidak bisa dipertahankan,” “tidak masuk akal,” “tidak sepadan.”
Juga di tahun 2010, Steve Jobs menulis surat terbuka kepada dunia, yang berjudul “Pemikiran tentang Flash,” yang mana dia memproklamasikan gaya teknologi Web HTML5 adalah suatu langkah untuk maju, bukan dengan flatform Flash yang dimiliki oleh Adobe (yang memiliki kinerja kerumitan aplikasi yang sama dengan HTML5, tapi tidak terdapat dalam perangkat iPhone). Surat tersebut merupakan masalah yang besar, karena ini berarti HTML5 mendapatkan perestuan kuat dari salah satu perusahaan teknologi terbesar, bukan sebagai format dokumen pengiriman, tapi sebagai kerangka kerja pengembangan aplikasi.
Sekarang, setelah dipelajari dengan cermat selama tujuh tahun, akhirnya HTML5 muncul pada tempatnya – atau semacamnya. Sesuai dengan yang dilaporkan oleh Shankland, mengenai masih adanya jurang pemisah antara WHATWG dan W3C.WHATWG melihat Web sebagai sesuatu yang berevolusi pada platform yang hidup. Dan W3C ada untuk secara formal merekomendasikan hal-hal tersebut. Pada penerapannya, ini berarti bahwa hal-hal tersebut diambil dari dokumen WHATWG dan kemudian dirubah melalui cara dimana orang-orang dari WHATWG seringkali tidak menyukainya. WHATWG menyebut penyesuaian ini sebagai “percabangan”.
Siapa yang benar? Sesungguhnya, hal itu tidaklah terlalu bermasalah. Sepanjang masyarakat, komunitas bukan bagian standarisasi berjalan, ini adalah sebuah hermeneutika (proses interpretasi makna). W3C mendeklarasikan versi HTML5 sudah tuntas dan sekarang sedang bergerak menuju HTML5.1, yang mana akan menyertakan semua keistimewaan yang tidak ada pada potongan pertama. WHATWG terus melanjutkan mendokumenkan Web kedalam bentuk kejayaannya, dimana publik mengarahkan matanya pada W3C. Percikan api konfilk menyala, diselesaikan kembali, kemudian nanti akan terancam menyala kembali. Beberapa revisi dibuat. WHATWG dengan senang hati supaya W3C berhenti campur tangan dan membelot, namun W3C-lah yang mengantarkan Web selama 20 tahun. Untuk saat ini, kedua organisasi ini memiliki hubungan yang kurang selaras. Kita dapat menyebut proses tersebut, dan jika perlu, pernyataan kemenangan.
Mengapa? Karena hal itu bekerja. Browser saat ini berkali-kali lipat lebih cepat dan lebih dapat diandalkan dari yang biasanya mereka gunakan. Para penulis kode tidak lagi melihat banyak hari terbuang akibat isu ketidak-kompatibilitasan, atau berminggu-minggu hari terbuang untuk membuat sesuatu yang dapat bekerja pada Mozilla Firefox dan juga pada Internet Explorer. Program browser saling bersaing untuk membuat Web lebih cepat, dan tidak ada yang ingin merubah inti kerjanya. Produk lama, Web dengan kendali dokumen tetap ada bagi siapapun yang ingin membuat atau mengatur sebuah halaman Web. Produk baru, Web dengan kendali aplikasi bekerja pada berbagai platform. Produk ini dapat bekerja pada jaringan telepon. Hal ini adalah sesuatu yang kompleks dan kadang membingungkan, namun merupakan pekerjaan yang besar.
Jadi bagaimana wujud standar penuh HTML5 dari W3C? adalah panjang dan sangat panjang. Sesi gambarnya terdiri dari empat belas ribu kata, dan itu hanya sebagian kecil yang dimuat dari kurang lebih lima ratus tiga puluh ribu kata – lebih banyak lima kali lipat dari panjang spesifikasi HTML4 yang direkomendasikan di tahun 1997, meskipun begitu masih sedikit lebih pendek dibandingkan “gurauan tanpa batas.”
Namun, pendeskripsian spesifikasi besar-besaran dan mendalam ini hanya sebagian kecil dari pendeskripsian tentang apa sebenarnya Web itu. Sebagai contoh, disini tidak dikatakan bagaimana seseorang bisa membuat gambar dengan format JPG atau GIF, atau bagaimana file-file ini disusun dalam aliran data biner. Hal ini secara sederhana memberitahu anda bagaimana menempatkan gambar dalam sebuah halaman Web. Dan untuk berbagai hal lainnya, terdapat standar lain, ditulis di tempat lain dan oleh orang-orang yang lain. Standar tersebut berdasarkan atau bahkan lebih standar lagi, sepanjang perjalanan yang telah dilaluinya di masa lalu.
Web mulai digunakan sebagai cara untuk menyebar dan membagikan dokumen-dokumen. Saat ini web seperti sebuah sistem operasi: sesuatu yg besar, perlengkapan sensorik digital yang dapat memberitahu anda berapa sisa waktu baterai ponsel, merekam dan mentransmisikan suara anda, menata email dan percakapan anda, dan membuat anda dapat bermain game. Semua hal ini dapat dilakukan secara sekaligus dan dengan sebuah desain yang jauh lebih besar dari yang anda bayangkan. Itulah industri software: dia menjanjikan anda seoarang Ellsworth Kelly (pelukis aliran bidang warna minimalis), namun menghadirkan seorang Jackson Pollock (pelukis dengan aliran ekspresionisme abstrak).
Tidak seperti Microsoft Windows atau Apple MacOS, standar dari HTML5 bersifat terbuka dan gratis untuk semua orang. Jika esok hari anda memutuskan untuk duduk dan menulis Web browser anda sendiri, jenuh dengan Chrome, Firefox, Safari atau Internet Explorer, anda memiliki setiap bit informasi yang anda perlukan untuk membangunnya. Tidak ada potongan pengetahuan yang akan menolak anda. Bahkan disana terdapat materi tutorial untuk anda yang baru memulainya.
Sebuah standar adalah cermin yang condong pada kebudayaan, dan HTML5 juga tidak ada bedanya. Di sini kita diberikan apa yang ingin kita dapatkan: tulisan, judul, video, dan audio. Kita suka menata sesuatu kedalam sebuah daftar, dan kita suka melihat gambar. Kita ingin semuanya memiliki animasi dan interaksi – setiap surat, setiap label, setiap struktur elemen. Setiap bit dari HTML5 adalah terbuka untuk diinterpretasikan dengan kode, tersedia untuk diotak-atik, dibalik dan dimanipulasi oleh penggunanya.
Web yang mana digunakan sebagai tempat anda mendapatkan sesuatu, saat ini juga merupakan tempat untuk mengerjakan sesuatu. Diperlukan satu dekade untuk mewujudkannya. Di 2014, kita memiliki HTML5 – bahasa markup yang layak bagi kita dan dapat digunakan saat ini. Seperti konferensi Buffalo pada tahun 1908, anda dapat mendengar musik dari ratusan tahun lalu pada saat ini, selama anda menemukan pemain piano dengan standar yang benar.
Artikel ini telah mengalami perubahan agar lebih akurat mendeskripsikan pengembangan aplikasi web, dan untuk memperbaharui job title dari Stephen R.Walli.