Usaha Google Mengambil Alih Kendali Android dari Samsung
“Terdengar aneh jika Google memiliki sedikit kendali atas sistem operasinya sendiri yaitu Android. Untungnya Google segera menyadari kelemahannya dan mulai untuk memperbaikinya”
– catatan editor –
Artikel asli dalam Bahasa Inggris oleh: Lisa Eadicicco
Ditranslasikan ke dalam Bahasa Indonesia oleh: Edy Kesuma
Dicek dan ditinjau ulang oleh: Reopan editor
Ketika membahas tentang perangkat Android, sudah umum untuk diketahui bahwa para produsen ponsel meletakkan software mereka sendiri ke dalam versi Android Google yang masih murni.
Jika anda pernah mencoba salah satu seri ponsel Samsung Galaxy sebagai contoh, mungkin anda akan menemukan aplikasi Samsung yang anda sukai dan ternyata aplikasi tersebut memiliki app store-nya sendiri (seperti playstore yang dimiliki Google)
Saat ini, walaupun demikian, tampaknya Google ingin partner nya tersebut menempatkan aplikasi dan layanannya pada layar depan di semua ponsel Android. Mereka ingin agar kendali Android tidak sepenuhnya didominasi oleh perusahaan partner mereka, terutama Samsung.
Amir Efrati dari The Information mengatakan bahwa dia memperoleh dokumen rahasia yang mengungkap tentang bagaimana Google meningkatkan prasyarat kepada para partner yang akan membuat ponsel Android.
Dalam bagian tertentu, pada dokumen tersebut menyiratkan Google ingin agar para partner menempatkan lebih banyak aplikasinya di ponsel Android dan beberapa fiturnya dalam tempat yang lebih menonjol.
Salah satu alasan dari perubahan ini adalah Google ingin agar pengalaman ber-Android lebih konsisten dalam setiap perangkat, kata Efrati. Ini artinya Google akan menolak kostumisasi tertentu yang diajukan oleh produsen ponsel. Efrati mencatat bahwa “telah terjadi beberapa kali perdebatan tentang hal itu, khususnya antara Google dan Samsung”.

Ini tidak akan menjadi terlalu mengejutkan – Samsung sudah diketahui menambahkan kustomisasi software TouchWiz pada perangkat Android-nya. Perusahaan juga menekankan fitur-fitur software dan aplikasi miliknya ketika mempromosikan pengenalan ponsel terbaru.
Saat Samsung merupakan salah satu partner terbesar Google, disaat itu juga mereka menjadi rival yang berat ketika datang pada masalah penggunaan ruang dalam smartphone. Ponsel Samsung Galaxy yang luar biasa populer bersaing secara langsung dengan perangkat Google Nexus dan smartphone lainnya, seperti Motorola, yang menggunakan versi Android yang lebih murni.
Para partner Google melaporkan bahwa perusahaan “semakin mengencangkan sekrup” di dalam kontrak Android, yang dikenal sebagai “Mobile Application Distribution Agreements”, sesuai pernyataan dari Efrati.
Tapi banyak dari para industri manufaktur merasa bahwa mereka tidak memiliki pilihan lain karena sistem operasi lain seperti Windows Phone, Tizen dan Firefox OS memiliki pencapaian terbatas. Android saat ini memimpin lebih dari 85% pasar smartphone Global di Juli 2014, sesuai data dari Strategy Analytics.
Sebagai bagian dari kontrak terbaru, Google mewajibkan salah satu dari partnernya untuk meningkatkan jumlah aplikasi yang dibuat oleh Google dari 9 di tahun 2011 menjadi 20 di tahun 2014. Perjanjian di tahun ini juga mewajibkan tersedianya widget Google Search sebagai standar tampilan layar depan bersama dengan icon Google Playstore dan sebuah icon yang menempatkan 13 aplikasi seperti “Google Chrome, Google Maps, Google Drive, Youtube dan Gmail dan lainnya”.
Google juga dilaporkan mewajibkan para partner mengikuti pedoman mengenai kata kunci untuk penyediaan pencarian dengan suara dan asisten virtual.
Masih belum jelas apa dampak yang ditimbulkan dari kontrak baru tersebut, tapi jika laporan-laporan dari Efrati adalah sah, maka ini berarti kita akan melihat sedikit kustomisasi dari para partner Google. Samsung mulai lebih mengalokasikan sumber dayanya ke dalam produk Tizen, yaitu software open source lain yang berbasis Linux.
Produk perusahaan terbaru seperti smartwatch Gear S, sebagai contoh berjalan menggunakan Tizen, tapi kita belum melihat sebuah ponsel mainstream dari Samsung yang berjalan dengan sistem operasi yang berbeda selain Android.