Tiga Alasan Apple Pay Dapat Diterapkan

“Apple tidak menciptakan teknologi baru di bidang pembayaran digital. Tapi mereka berinovasi pada pengalaman pembayaran konsumen yang lebih mudah dan lebih aman”

– catatan editor –

Artikel asli dalam Bahasa Inggris oleh: Luke Dormehl dan Michael Grothaus

Ditranslasikan ke dalam Bahasa Indonesia oleh: Edy Kesuma

Dicek dan ditinjau ulang oleh: Reopan editor


Apple Pay
Perkenalan Apple Pay

Fitur utama dari Apple iPhone 6 adalah chip NFC yang memungkinkan tersedianya layanan baru bernama Apple Pay. Ini adalah layanan yang banyak diharapkan konsumen selama bertahun-tahun. Sebuah cara untuk membayar apa saja menggunakan ponsel Anda dibandingkan dengan kartu kredit, dan menggunakan fitur Touch ID untuk pembayaran secara online. Sebuah solusi pembayaran mobile yang kuat dan juga bisa melakukan pembayaran elektronik yang lebih aman. Ini adalah sistem pembayaran interaktif yang dapat memperhitungkan lokasi anda, mengetahui kebiasaan anda, dan tahu di mana anda telah membeli barang di masa lalu. “Daripada harus menunggu sampai anda menerima tagihan kartu kredit di akhir bulan, mengetahui apakah anda telah mengumpulkan poin reward, banyak dari hal ini bisa digeser ke dunia nyata,” kata Brett King, CEO Moven dan analis jasa keuangan terkemuka. “ini tentang pengurangan hambatan yang terjadi dari hari ke hari saat berinteraksi dengan sistem finansial.”

Tapi layanan tersebut telah dicoba sebelumnya. Dapatkah Apple berhasil di mana Google Wallet dan PayPal tidak?

Kami berbicara dengan dua mitra Apple yang percaya Apple telah memperoleh bentuk pembayaran mobile yang tepat dan untuk mengetahui bagaimana rasanya bekerja dengan perusahaan paling rahasia di dunia yang akan membangun dompet digital nantinya.

1. Waktu yang Tepat Bagi Apple

Bukti nyata bahwa Apple telah mengalihkan perhatian ke pembayaran mobile pertama kali disampaikan pada tahun 2013 ketika iPhone 5S dikirimkan dengan sensor otentikasi sidik jari yang ditempatkan di tombol Home. “Bidang pembayaran mobile secara umum adalah salah satu hal yang kami minati,” kata Tim Cook saat pemberitahuan pendapatan Q1 tahun ini. “Ini adalah salah satu pemikiran di balik adanya fitur Touch ID.”

Jika diselesaikan dengan baik, pembayaran mobile memiliki kesempatan untuk menjadi sesuatu yang baru, garis pertahanan pertama terbaik dari semakin meningkatnya penipuan kartu kredit, yang jumlahnya kini melampaui $ 15 milyar setahun secara global. Penipuan kartu kredit yang juga meliputi kartu debit, telah menjadi tantangan khusus di Amerika Serikat. Meskipun hanya menangani 25% dari transaksi kartu di seluruh dunia, 51% penipuan berasal dari negara ini. Alasan utama datang ke fakta bahwa Amerika Serikat sebelumnya telah gagal untuk mengadopsi EMV chip dan pin teknologi yang hampir seluruh negara maju telah menggunakannya selama satu dekade.

Apple Pay bahkan lebih aman daripada EMV Chip dan teknologi pin kartu tradisional. Dengan Apple Pay, informasi kartu pengguna akan disimpan di dompet elektronik dengan cara mengambil foto kartu menggunakan iPhone. Dari gambar tersebut dicapture 16 digit nomor count personal (PAN) di bagian depan kartu, bersama dengan tanggal kedaluwarsanya.

Apple Pay kemudian menerapkan algoritma “tokenizes” pada PAN. Menggunakan sidik jari untuk mengkonfirmasi identitas anda, Token dilewatkan dari iPhone ke penjual atau website, untuk mengakhiri proses transaksi. Para penjual atau website tidak akan pernah melihat nomor PAN anda, dan jika token yang merepresentasikannya di sadap, itu tidak akan berguna. Saat anda mempertimbangkan sebagian besar perampokan kartu kredit terjadi karena pelaku mencuri 16 nomor digit tersebut, sudah jelas bahwa betapa besar manfaat sistem Apple Pay dapat membantu menggagalkan penipuan sebesar $ 15 milyar yang terjadi setiap tahun.

Keunikan Apple dalam penggunaan identifikasi biometrik dan PAN tokenisasi membuat Apple Pay “antara lima dan enam kali” lebih aman daripada sistem pembayaran kartu kredit yang ada, Sesuai apa yang disampaikan Barry McCarthy, seorang presiden Jasa Keuangan di FirstData. Dan dia seharusnya sudah mengetahuinya karena FirstData tidak hanya merupakan perusahaan prosesor pembayaran terbesar di dunia, tapi juga salah satu perusahaan pertama yang bermitra dengan Apple untuk platform pembayaran mobile.

2. Apple Mendikte Persyaratan

“Keterlibatan kami dengan Apple dimulai dengan pembicaraan mengenai peran yang kita mainkan dalam ekosistem pembayaran,” kata McCarthy, bukan bermaksud rendah hati mengingat bahwa setiap kali dan di mana saja ada penggunaan kartu kredit atau kartu debit, kemungkinan bahwa FirstData memiliki peran dalam transaksi itu. “Setelah memahami apa yang kita lakukan, Apple mengundang kami untuk berpartisipasi dengan mereka di bawah perjanjian non-disclosure yang sangat ketat.”

Untuk meluncurkan layanan seperti Apple Pay, banyak yang berspekulasi bahwa Apple telah bekerja pada layanan ini selama bertahun-tahun. Apapun kasus dari manajemen proyek dan pandangan pengembangan perangkat lunak yang tidak diketahui, tampaknya Apple mulai mencari mitra yang lebih banyak. Ketika ditanya kembali seberapa jauh kesepakatan dengan Apple dimulai, McCarthy mengatakan bahwa FirstData telah menjadi “kolaborator” Apple, berbulan-bulan sebelumnya.”

Seorang juru bicara dari JPMorgan Chase Bank, salah satu mitra Apple Pay yang paling terkemuka, mengkonfirmasi bahwa proses sudah dimulai lebih awal: “. Kami telah bekerja sama dengan Apple sejak musim panas 2013 dan kami memiliki sejarah panjang dengan mereka”. Dari 400-an karyawan yang bekerja pada proyek yang sangat rahasia ini, hanya sekitar 100 orang yang mengetahui partner pembayaran mobile adalah Apple.

Apple terkenal ketat mendikte persyaratan ketika mengatur penjualan di iTunes Music Store, dan perilaku ini juga masih sama diterapkan ketika membangun Apple Pay: mereka bersikeras bahwa semua mitranya (termasuk bank-bank besar seperti JPMorgan Chase) menggunakan kode khusus untuk menutupi keterlibatan Apple. Pertemuan harus berlangsung di ruang kantor dengan sedikit jendela.

“Nama kode pertama kami adalah Yosemite,” kata McCarthy. “Kemudian ketika kami mengetahui bahwa nama yang telah dipilih Apple adalah untuk OS baru, kami mengubahnya menjadi Proyek Acadia, nama taman nasional AS yang lain. Kami tidak diperbolehkan untuk menggunakan atau bahkan mengatakan nama perusahaan teknologi yang kami ajak bekerja sama, yaitu tentu saja Apple. “

Namun ia terkesan oleh perusahaan yang ia gambarkan sebagai penuh “orang yang sangat cerdas yang memahami pembayaran mobile lebih daripada orang lain dari industri lain yang saya temui sebelumnya. Apa yang sebenarnya mereka pahami adalah apa yang pengguna inginkan dari ini, dan bagaimana mereka ingin berinteraksi dengan sistem pembayaran. Mereka memiliki visi yang benar-benar jelas tentang apa yang ingin mereka capai. “

3. Apple Tidak Menciptakan Ulang Teknologi

Google Wallet diluncurkan pada tahun 2011 untuk gembar-gembor besar dari Vice President Google Payment Osama Bedier. Dia menyebut Google Wallet adalah “salah satu investasi terbesar” perusahaan yang pernah dibuat. Di atas kertas, Google Wallet memiliki beberapa keuntungan kerja yang mendukungnya. Ini adalah pertama kali untuk satu hal, membiarkan pengguna membayar dengan kartu kredit sesuai dengan yang mereka inginkan. Selanjutnya, pendekatan berbasis data Google untuk pembayaran mobile membuka kemungkinan baru untuk personalisasi proses pembayaran. Tapi proyek ini tersendat di tengah-tengah sedikitnya pelaksanaan dan bersaing dengan sistem pembayaran mobile lainnya, yang artinya jika diumpamakan seperti langkah kaki yang tidak pernah mencapai pintu tujuan.

Apple, pada beberapa bagian telah terbukti berhasil memasuki area bisnis baru dengan cara yang telah terbukti layak, meskipun secara finansial Apple tidak memiliki catatan sempurna ketika datang ke pasar baru. Sebagai contoh, kegagalan ketika menancapkan cakar di industri e-book Amazon, dimana tidak terbantu oleh gugatan untuk model harga yang diinginkan oleh Apple.

Jadi mengapa bisa berhasil kali ini?

Apple memutuskan untuk tidak menciptakan kembali suatu roda teknologi, dan bahkan lebih memfokuskan diri pada pengalaman pengguna. “semua orang sedang menunggu untuk melihat apa yang akan dilakukan apple dalam membuat ketentuan baru yang menyediakan kami sebuah standar industri ,” kata King, CEO Moven. Tapi standar itu bukan jenis baru teknologi. Memang, Apple Pay bekerja melalui teknologi komunikasi NFC yang sudah berjalan lebih dari satu dekade. Sebaliknya, kata King, “Kejeniusan dari apa yang dilakukan Apple dalam skenario ini adalah bahwa mereka berinovasi pada pengalaman pembayaran konsumen. Mereka tidak berinovasi dalam hal inti atau teknologi dari bagaimana pembayaran diproses di belakang layar. Ini semua tentang bagaimana para konsumen memulai dan mengalami proses pembayaran. “

tentang Apple Pay
Apple Pay

“Saya berada di taksi pagi ini di New York, dan saya membayar menggunakan iPhone 6,” lanjut McCarthy dari FirstData, yang dikirimi salah satu handset generasi Apple terbaru menyusul pengumuman Tim Cook, dengan tujuan mengungkapkan hasil pengujian Apple Pay. “Ini jauh lebih mudah daripada merogoh saku saya untuk mendapatkan dompet saya, dan kemudian meraba-raba sekitar untuk mendapatkan uang tunai keluar. Saya sudah menggunakan ponsel saya untuk memeriksa email. Saya hanya mengetuk NFC reader di belakang taksi dan membayar dengan cara seperti itu. “

Lalu ada point penting lain yang mendukung kepentingan Apple yang berkaitan dengan penetapan transisi secara sah ke kartu chip EMV, yang mana telah diatur untuk mulai menggantikan strip magnetik yang telah digunakan di Amerika Serikat selama beberapa dekade. Walaupun kartu strip magnetic jauh dari aman sampai sekarang, pendapat yang menentang pergantian ini muncul dari ide bahwa lebih murah untuk mengganti penipuan yang dilakukan setiap tahun daripada mengganti terminal point of sale yang ada di Amerika Serikat.

Pada Oktober mendatang, walaupun demikian, perubahan kebijakan berarti bahwa kewajiban ada di penjual, bukan bank, jika pembelian curang dimulai dan mereka tidak memiliki terminal EMV. Itu akan menjadi dorongan besar bagi penjual untuk meng-upgrade terminal point of sale mereka. Perusahaan seperti FirstData sebagai tambahan membuat hal tersebut menjadi mudah dengan menambahkan NFC di atas terminal EMV, yang mengarahkan para penjual untuk mengadopsi teknik tersebut dengan cara yang tidak pernah telah dilakukan sebelumnya.

“Sekarang lah waktu yang tepat untuk perubahan ini terjadi,” kata McCarthy.

Jika Apple Pay adalah solusi pembayaran mobile yang telah kita tunggu, apakah ini berarti akhir dari kartu kredit dan debit plastik? Tidak menurut King, setidaknya tidak dalam waktu dekat.

“Sementara saya pasti bisa membayangkan sebuah dunia yang benar-benar “cardless” yang menggunakan sedikit kartu, saya pikir dalam jangka pendek apa yang dilakukan Apple akan mempercepat jumlah pembayaran yang akan dilakukan secara elektronik dibandingkan dengan mereka dengan bentuk pembayaran sebelumnya  dalam konteks tentang uang tunai atau cek. Jumlah transaksi elektronik akan sangat meningkat. “

Artikel ini berisi kutipan wawancara dengan Barry McCarthy, presiden Jasa Keuangan di FirstData; perwakilan Chase Bank yang mengetahui tentang rencana Apple Pay; dan Brett King CEO dari Moven.


 

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.