Bentuk Baru Pencarian Google yang “Outside The Box”

“Tidak dapat disangkal bahwa inti dari kekuatan Google adalah pencarian. Dan pada Konferensi I/O 2015 Google memperkenalkan bentuk baru bagaimana pencarian akan semakin menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam perkembangan perangkat mobile dengan penggunanya”

– catatan editor –

Artikel asli dalam Bahasa Inggris oleh: Steven Levy

Ditranslasikan ke dalam Bahasa Indonesia oleh: Nicky Perdana

Dicek dan ditinjau ulang oleh: Reopan editor


 

Setiap tahunnya Google mengadakan acara untuk para pengembangnya (developer) yang disebut I/O. Nama acara ini berasal dari istilah input dan output. Menurut Wikipedia, I/O adalah komunikasi antara sistem pengolah informasi (seperti komputer) dengan dunia luar, seperti manusia ataupun sistem pengolah informasi lainnya.

Akan tetapi, batas antara komputer dan dunia luar telah sampai pada suatu titik dimana telah sulit untuk membedakan batas tersebut. Buktinya dapat dilihat dari pengumuman konferensi I/O minggu lalu yang dihadiri oleh ribuan teknisi. Teknisi-teknisi ini tidak henti-hentinya bersorak saat muncul istilah “app permissions” atau izin aplikasi. Aplikasi yang disorak-sorakkan adalah Weave. Weave merupakan bahasa komputasi yang digunakan untuk membangun Brillo, sebuah sistem operasi Google untuk menghadapi ledakan gadget di masa mendatang yang lebih dikenal sebagai “The Internet of Things”.

google io
Google I/O

Selain itu, Google juga mengumumkan proyek dimana teknologi komputasi akan seperti “dijahit” ke dalam pakainan kita. Pengumuman lainnya adalah virtual reality serta telepon yang dapat disusun sendiri seperti Lego.

Topik yang kurang dibicarakan di sana adalah mengenai penelusuran atau pencarian. Beberapa tahun belakangan ini, perusahaan lebih memfokuskan kepada penemuan “eksotis” seperti: Internet Balloons, mobil yang dapat mengemudi secara otomatis, dan Google Glass. Akan tetapi, “pencarian” masih merupakan inti dari Google, meskipun divisi yang ditugaskan dalam “pencarian” tersebut telah berubah nama menjadi knowledge (pengetahuan). Ini menunjukkan evolusi dari Google Search yang awalnya mengarahkan pengguna ke situs yang relevan, menjadi peramal digital yang mengetahui segalanya dan seringkali memberikan jawaban terhadap pertanyaan secara instan (atau segera) dari informasi yang luas yang disebut “Knowledge Graph”.

Semua ini terancam dengan adanya fakta bahwa I/O milyaran pengguna saat ini terpusat pada “mobile devices”. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Google telah bekerja keras dalam melakukan inovasi kembali terhadap aktivitas pencariannya. Anda dapat membacanya lebih lanjut di link ini. Pengumuman terbaru telah mendorong inovasi tersebut kembali.

Misalnya, Google mengumumkan bahwa mereka telah memperluas program pengindeksasian aplikasi ke iOS Apple. Pengindeksasian aplikasi (App Indexing) adalah proses menghisap data atau informasi yang terdapat dalam aplikasi, sebagai langkah pertama dalam memunculkan informasi kedalam penelusuran Google (mirip dengan istilah web crawling). Google telah melakukannya sejak 2013 untuk aplikasi-aplikasi Android, dimana secara esensial dihasilkan dari index yang berjalan pada suatu simulasi perangkat Android yang sangat besar. Dan maksud saya memang benar-benar dalam jumlah yang besar. Saat ini terdapat 50 milyar “deep link” yang telah terdaftar. (Deep link adalah link yang langsung mengantar pengguna langsung ke informasi yang relevan yang ada di aplikasi, yang biasanya hanya mengantarkannya ke halaman depan saja).

Sulit untuk menebak seberapa pentingnya kegiatan ini. Berikut ini adalah petikan pernyataan dari VP Teknisi Google, Scott Huffman

 Tujuan dari Google tetap sama, yaitu agar orang dapat meletakkan fungsi dan informasi di mana saja mereka inginkan serta dalam bentuk apapun. Setelah itu, kami ingin membantu pengguna dalam menemukan dan menggunakan informasi serta fungsi tersebut dimanapun (informasi dan fungsi) itu berada. Cara kami berpikir mengenai aplikasi tidak terlalu jauh berbeda dari beberapa tahun yang lalu ketika kami memasukkan peta, gambar, video, dan lain-lain ke laman kami. Sebagai contoh, ketika orang menulis “gambar anak kucing” berarti mereka menginginkan gambar anak kucing, dan kami seharusnya memberikannya. Kami seharusnya tidak hanya memberikan link. Prinsipnya sama saja. Sekarang, jika ada orang yang bilang “SF Giant”, mungkin mereka ingin dibawa ke situs webnya. Tapi jika mereka punya aplikasi ESPN atau Bleacher Report, maka lebih baik bagi pengguna menggunakan aplikasi tersebut dan mencari apa yang mereka inginkan dan kami ingin mengarahkan mereka ke sana.

Akan tetapi, tidak hanya pengindeksasian aplikasi yang diperkenalkan Google dalam mesin pencariannya. Lingkup aplikasi yang ada di mobile phone merupakan tempat tinggal orang-orang saat ini, bukan web. Google harus ada di sana. Hal ini diketahui Huffman, dan dia menambahkan bahwa “Google harus menjadi yang pertama kali pengguna pikirkan dalam mencari atau menemukan aplikasi yang hebat serta menemukan apa saja isi dan kemampuan dari aplikasi tersebut.

Perusahaan menghadapi tantangan dalam melakukan hal tersebut. Contohnya, perusahaan harus tahu cara memberi peringkat dalam penelusuran aplikasi itu. Google berpengalaman dalam meranking website, akan tetapi Google harus mencari sinyal baru untuk mengidentifikasi aplikasi yang memiliki informasi terbaik. (Aplikasi yang sering diunduh dan mendapat rating yang tinggi dari pengguna biasanya memberikan informasi yang lebih baik, dan Google memberikan ranking lebih tinggi kepada “deep link” yang ada di aplikasi tersebut).

Tantangan selanjutnya adalah mendapatkan persetujuan dari pihak pengembang aplikasi, karena pihak aplikasi harus mau informasi aplikasinya dikorek oleh Google dan mengkondisikan aplikasinya agar dapat terintegrasi penuh ke dalam skema Google. Tapi, biasanya hal ini tidak terlalu menjadi masalah, karena apabila data mengenai aplikasi tersebut muncul di hasil penelusuran Google, akan memberi kemungkinan besar bagi pengguna untuk menggunakan aplikasi itu. Terlebih lagi, Google telah memberikan hasil penelusuran dari aplikasi yang belum diinstal oleh pengguna. Misalnya, apabila pengguna ingin mencari resep masakan, Google mungkin saja akan memberikan “deep link” aplikasi memasak yang belum ada di gadget pengguna. Jadi, ada kemungkinan untuk mengunduh aplikasi tersebut. “Kurang lebih kami membantu mempromosikan aplikasi anda” kata Huffman.

Banyak pengembang akan mengatakan bahwa menarik orang untuk mengunduh aplikasi merupakan masalah terbesar mereka. Mereka menyediakan dana yang sangat besar ke Facebook dan Twitter untuk memasang iklan dengan link unduhan. Sehingga, menurut kami, pihak pengembang aplikasi akan mau mengarungi sungai yang sangat deras hanya untuk masuk ke dalam Google indeks, yang nantinya akan menampilkan aplikasi tersebut ke pengguna baru yang saat itu menginginkan aplikasi.

“Itu pendapat kami”, kata Huffman. Meskipun begitu, beberapa pengembang masih belum menggunakan jasa ini. Huffman mengatakan bahwa mereka pernah membuat target beberapa ratus daftar aplikasi. Google bertanya ke tiap pihak pengembang untuk mengikuti program ini. “Sekitar setengahnya telah jadi”, katanya. (kemudian Google menyatakan lebih dari setengah). Google telah melakukan pengindeksasian dengan pengembang yang mau bekerjasama seperti WalMart dan eBay, akan tetapi belum ada indeks untuk aplikasi Amazon. (Ketika ditanya mengenai iTunes, Huffman membalas, “Kami belum lihat, tapi sepertinya menarik). Tapi, banyak pengembang lain yang setuju, dan karena Google melakukan proses tersebut secara otomatis, ribuan pengembang aplikasi android telah ikut berpartisipasi (50 milyar “deep link” sebagai buktinya).

Saat ini, Google sedang memulai pengolahan terhadap iOS dengan melakukan pengindeksasian beberapa aplikasi yang bermanfaat (seperti yang tercantum dalam blog ini) yaitu Eat24, Free Dictionary, Huffington Post, OpenTable, Pinterest, SeatGeek, Slideshare, TapaTalk, Yellow Pages, YouTube, dan Zillow.

Ditanyai mengenai alasan mengapa tiap pengembang tidak terburu-buru untuk bekerjasama, Huffman mengatakan bahwa program ini masih baru, dan membutuhkan pekerjaan dari banyak tim. “Kami tiba-tiba datang dan bilang tolong indeks aplikasi anda. Lalu mereka bilang, kami belum pernah memikirkannya sebelumnya, tolong tinggalkan ruangan agar kami bisa berdiskusi apakah kami ingin pengguna kami untuk pergi ke web mobile.

Bagian pentingnya adalah, ia (Huffman) berpikir bahwa mereka perlu waktu untuk memikirkannya.

Pengindeksasian aplikasi bukanlah berita terbesar di I/O. Berita terbesar datang dari produk baru bernama Google Now On Tap.

Produk ini datang dari tim dibalik layanan Google Search/ Knowledge Group yaitu: Google Now. Ini merupakan layanan Google yang menganalisa informasi dalam indeks publiknya, yang berupa Knowledge Graph dan data pribadi anda (seperti Gmail, kalendar, dan riwayat pencarian) untuk menampilkan informasi yang ingin anda ketahui tanpa diminta. Produk ini juga merupakan perwujudan dari produk pencarian mobile, karena penggunaannya menggunakan suara dan memaksimumkan penggunaan tempat.

Google Now adalah kunci penting dalam melakukan pencarian dimana saja, tidak hanya aktivitas yang dapat anda lakukan ketika menggunakan Google. Aparna Chennapragada yang telah bergabung dengan Now sejak awal terbentuknya, menjelaskan bahwa tujuan dari Google Now adalah untuk menjawab pertanyaan yang implisit. Lebih lanjut, ia mengatakan, kami harus membantu anda tidak hanya saat anda bertanya, tapi kami juga harus selalu proaktif membantu anda setiap saat. Mulai bulan ini, Google Now menyediakan “kartu”, yang muncul ketika anda membutuhkannya tanpa ditanya, untuk 110 aplikasi, mulai dari 40 tahun ini. Sebagai contoh, ketika anda pergi ke bandara, anda dapat memperoleh kartu Uber atau Lyft Ride. Atau ketika anda ada di pasar properti, kartu Zillow akan menampilkan rumah yang dijual ketika anda mengelilingi lingkungan yang anda inginkan. Chennapragada mengatakan bahwa Google Now akan membuka API dan mengikutsertakan ribuan pengembang.

Terobosan baru dari Google Now yaitu Google Now On Tap, dibangun berdasarkan filosofi tersebut dengan pendekatan orthogonal. Terobosan ini memperluas interaksi antara pengguna dengan Google Now, dimana interaksi terjadi tanpa perlu mengetik- ke aplikasi apa saja. Dengan kata lain, anda tidak perlu berada dalam jangkauan aplikasi Google, ataupun aplikasi yang memiliki fitur pencarian Google, dalam melakukan penelusuran atau informasi. Chennapragada memberi contoh: Anda sedang mendengarkan Diana Ross di Spotify, dan anda berpikir “kapan ya Diana Ross menikah?”. Dengan cara menahan tombol Home, anda bisa bertanya “kapan dia menikah?”. Google Now On Tap akan langsung memahami siapa yang dimaksud dengan “dia,” menyisir setiap data pengetahuannya dan memberikan tanggal-tanggal pernikahannya. Google Now On Tap bekerja dengan cara menganalisa apa yang ada di layar, dan melakukan pencarian biasa. (Pendekatan ini, yang akan diperkenalkan di versi M Android mendatang, mengharuskan produk untuk menelusuri sistem operasi Android. Agar dapat berlaku di iPhones dan iOS, Google Now On Tap memerlukan kerjasama Apple. Dan saya harapkan semoga berhasil).

Lebih lanjut, Chennapragada berkata bahwa Google Now On Tap bekerja lebih baik apabila dikombinasikan dengan pengindeksasian aplikasi, kami tidak hanya memberikan informasi atas apa yang anda cari, tapi kami juga akan memberikan informasi atas apa yang mungkin akan anda cari. Misalnya, apabila anda bertanya mengenai informasi Ferry Building di San Fransisco, Google Now On Tap dapat langsung membawa anda ke aplikasi seperti Foursquare, tanpa harus perlu kembali menuju aplikasi yang anda inginkan. Contoh lainnya, apabila anda menahan tombol Home di aplikasi pesan Gmail ketika ada orang lain yang menyarankan makan malam di restoran Meksiko: Google Now On Tap dapat memesan tempat di restoran Meksiko yang bagus.

“Seperti bukan google Now yang biasanya. Bukan pula Google Search biasa”, kata Chennapragada dari Google Now On tap. “Ini juga menunjukkan, lihat, bagaimana Google bisa menerobos keluar dari kotaknya? Karena saat ini kita selalu berkutat dengan berbagai aplikasi, mengapa anda tidak mengintegrasikan kemampuan Google untuk anda ketika anda membutuhkannya dan melupakannya saat anda tidak menggunakannya?”.

Bebas dari kotak pencarian yang biasa, Google ingin menjadi teman yang selalu menemani, siap dengan hasil pencarian kapanpun anda bertanya bahkan ketika anda sedang tidak bertanya. Anda tahu telepon yang anda pegang sekarang? Itu sebenarnya tempat pencarian. Begitulah cara pandang Google mengenai input dan output dalam dekade ke-2 dari abad 21. Semudah bernafas.

 

Print Friendly, PDF & Email

2 Replies to “Bentuk Baru Pencarian Google yang “Outside The Box””

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.