Sisi Psikologi Mengapa Fenomena Selfie Menjadi Begitu Populer

“Jika dulu orang-orang mengambil foto ketika ada momen yang bagus, saat ini orang-orang tidak hanya ingin menangkap momennya, namun juga bersama dengan dirinya sendiri.  Begitulah budaya selfie atau swafoto semakin menyebar dan seakan seperti fenomena global. Sebuah fenomena untuk mencitrakan diri sendiri kepada seluruh orang yang ada di dunia, walaupun terkadang citra yang ditampilkan diantaranya bukan cerminan asli dari dirinya sendiri”

– catatan editor –

Artikel asli dalam Bahasa Inggris oleh: Courtney Seiter

Ditranslasikan ke dalam Bahasa Indonesia oleh: Edy Kesuma

Dicek dan ditinjau ulang oleh: Reopan editor


Berapa banyak foto diri anda sendiri yang ada di dalam ponsel saat ini?

Di masa ini, orang-orang mengambil hampir 1 triliun foto setahun. (Untuk lebih mencermati konteksnya, terdapat lebih banyak foto setiap menitnya dibandingkan dengan yang ada pada abad ke-19 keseluruhan). Dan banyak foto-foto ini adalah foto-foto narsis-potret diri sendiri, yang umumnya diambil dengan menggunakan smartphone. Ketika tulisan ini dibuat, hampir 300 juta foto Instagram telah ditandai dengan label selfie atau swafoto.

Kami suka mengawali dengan pertanyaan “mengapa” ketika membahas topik tentang psikologi media sosial. Karena dengan hal itu saya bisa memulai menemukan alasan-alasan mengapa kita suka mengambil foto diri sendiri dan mengapa kita suka melihat foto-foto selfie.

Jadi, apa yang “Trend Selfie” ingin sampaikan kepada dunia yang kita tinggali saat ini, dan bagaimana melihat foto orang lain membantu kita membuat keputusan yang lebih baik dan bahkan memahami satu sama lain dengan lebih baik? Di bawah ini beberapa penjelasan lengkap tentang psikologi dari selfie yang bisa anda dalami lebih lanjut.

 

Sejarah Singkat Selfie / Swafoto: Mengapa Kita Menghadirkannya

Pada awal abad ke-15, menurut Dr. Terri Apter, Dosen Psikologi di Cambridge University:

“Orang-orang yang memiliki akses representasi diri biasanya tertarik untuk memanfaatkannya. Dengan cara ini orang-orang bisa mengatur gambaran yang ingin ditampilkan, dan tentu saja fakta bahwa gambar yang direpresentasikan menandai pentingnya dan status orang yang diwakili tersebut. “

Jadi potret diri adalah tentang bagaimana kita mendefinisikan diri kita sendiri.

Hal ini juga merupakan suatu cara untuk mencari tahu siapa kita. Perumpamaan “melihat diri sendiri ke kaca” adalah konsep psikologis yang menjelaskan bagaimana kita melihat diri kita sendiri yang ternyata tidak muncul dari siapa kita sebenarnya, melainkan dari pikiran kita bagaimana orang lain melihat kita.

Dan sekarang fakta bahwa kita dapat mengambil foto selfie di berbagai waktu, atau membaginya dengan ribuan orang secara online kapan saja, memiliki dampak yang membuat penilaian orang lain terhadap kita menjadi meningkat.

Situs Website Everyday Sosiology berpendapat bahwa perubahan ini telah membawa kita untuk berinvestasi lebih banyak dalam selfie sebagai bagian dari karya mencitrakan identitas kita kepada orang lain:

“Semakin banyak gambar diri anda yang menonjolkan identitas tertentu, seperti keseksian, petualangan, kerajinan, hal lucu, keberanian, dan lain sebagainya, maka semakin besar juga kemungkinan orang lain akan menyetujui citra identitas anda tersebut.”

 

Pengetahuan Dibalik Foto Wajah: Mengapa Kita Suka Melihat Orang Lain

Kita melihat wajah pertama kali.

Wajah manusia selalu menjadi mekanisme penarik perhatian yang sangat efektif. Peneliti Dr. Owen Churces, dari pengajar psikologi di Flinders University di Adelaide, telah mempelajari ilmu saraf persepsi wajah selama bertahun-tahun:

“Sebagian besar dari kita lebih memperhatikan wajah daripada hal-hal lainnya,” kata Churces. “Melalui berbagai eksperimen kami tahu bahwa orang-orang merespon secara berbeda pada wajah dibandingkan dengan kategori objek lainnya.”

Dan media sosial tidak terkecuali: Studi Pelacakan-Wajah menunjukkan bahwa gambar profil atau avatar adalah tempat pertama pandangan mata tertuju ketika melihat dinding Facebook dan profil media sosial lainnya.

gambar profil
Source: blog.bufferapp.com

Pada Instagram, foto-foto dengan gambar wajah manusia 38 persen lebih banyak memiliki kemungkinan untuk disukai dan 32 persen lebih kemungkinan untuk menarik komentar dari foto tanpa wajah.

 

Wajah bisa membimbing pandangan kita.

Wajah tidak hanya memaksa kita, mereka juga dapat mendorong kita untuk bertindak. Ketika online, kita mengikuti mata orang-orang yang kita lihat di layar.

Melihat langsung ke kamera dapat membantu membuat koneksi langsung dengan seseorang. Melihat ke kiri atau ke kanan akan membantu menuntun mata pembaca ke arah tersebut.

KISSmetrics telah melakukan pekerjaan luar biasa untuk menjelaskan sedikit tentang penelitian ini:

“Manusia memiliki kecenderungan alami untuk mengikuti tatapan orang lain, dan kami telah dilatih sejak lahir untuk mengikuti petunjuk yang mengarahkan kita ke tempat kita harus mencari / pergi.”

Arah tatapan mata
Source: blog.bufferapp.com

Melihat wajah menciptakan empati.

Sebuah berita gembira tentang mengapa kita begitu baik memberikan respon pada foto wajah adalah karena mereka dapat membantu menciptakan empati dalam diri kita. Sebuah studi mempelajari bagaimana ketika para ahli radiologi menambahkan foto dari pasien ke dalam catatan dokter seperti di bawah ini:

foto pasien radiologi
Source: blog.bufferapp.com

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melihat foto pasiennya meningkatkan empati di kalangan dokter, dan bahkan meningkatkan cara mereka memperlakukan pasien.

 

Keuntungan Dan Kerugian Selfie Di Media Sosial

Keuntungan: Mereka dapat meningkatkan kepercayaan diri.

Adalah hal yang umum ketika memikirkan orang-orang yang memposting foto selfie sebagai orang yang narsis atau sebagai sesuatu yang sia-sia. Akan tetapi salah satu dampak besar dari sefie adalah bahwa mereka dapat meningkatkan kepercayaan diri, terutama pada wanita.

Dalam sebuah survei citra tubuh TODAY / AOL, 41% dari wanita dewasa mengatakan selfie dan sanjungan foto online lainnya membuat mereka “merasa lebih percaya diri (walaupun 46% mengatakan bahwa” secara keseluruhan, media sosial membuat saya merasa lebih sadar diri tentang penampilan saya)”

Untuk gadis-gadis remaja, hasilnya bahkan lebih tinggi lagi: 65% mengatakan dengan melihat foto selfie mereka di media sosial membuat kepercayaan diri mereka meningkat, dan 40% dari semua remaja mengatakan media sosial membantu mereka “menunjukkan wajah terbaik mereka untuk dunia.”

Kerugian: Mereka dapat membahayakan hubungan.

Selfie yang terlalu berlebihan, bagaimanapun juga, dapat menjadi masalah: Penelitian telah menunjukkan bahwa berbagi terlalu banyak foto-foto diri sendiri di media sosial mungkin bisa merusak hubungan yang lemah.

Sebuah penelitian di Inggris meminta 508 pengguna Facebook memberikan peringkat tentang seberapa kedekatan mereka pada teman-temannya yang juga menggunakan Facebook. Mereka kemudian membandingkan jawaban setiap orang untuk mengetahui berapa banyak foto selfie orang yang bersangkutan tersebut posting di Facebook.

Mereka menemukan bahwa semakin banyak seseorang memposting foto selfie, semakin rendah peringkat mereka pada skala kedekatan pertemanan.

Dr David Houghton menuliskan:

“Penelitian kami menemukan bahwa mereka yang sering memposting foto-foto di Facebook beresiko merusak hubungan kehidupan nyata. Hal ini karena orang-orang, selain teman-teman yang sangat dekat dan kerabat, tampaknya tidak berhubungan baik dengan orang-orang yang terus-menerus membagikan foto diri mereka sendiri. “

Keputusannya? Ini semua tentang konteks yang sehat.

Jadi apakah selfie adalah hal yang baik bagi kita atau buruk bagi kita? Itu semua tergantung pada bagaimana dan seberapa sering kita beralih kepada mereka. Sebuah jalan tengah yang bermanfaat bisa kita temukan dalam komentar Dr. Josie Howard, gelar M.D. dalam situs Refinery29:

“Itu tergantung pada bagaimana anda menggunakannya. Jika anda menggunakannya sebagai alat untuk mendokumentasikan sesuatu yang baik tentang diri anda dan anda hanya mengambil kenang-kenangan dari dalam kehidupan yang luar biasa, itu adalah hal yang baik-baik saja. “

Cara terbaik ketika mengambil selfie / swafoto

Lalu bagaimana memastikan anda memposisikan wajah terbaik anda di depan kamera? Situs NowSourcing memiliki gambar informasi yang bagus dengan beberapa tips. Dibawah ini adalah sekilas potongan gambarnya:

Tips mengambil foto selfie
Source: blog.bufferapp.com

 

Apa Pendapat Anda Tentang Selfie?

Saya ingin mengetahui pendapat anda tentang trend selfie atau swafoto: Apakah ponsel anda penuh dengan mereka, atau apakah anda menghindari mereka sama sekali? Apakah anda menggunakan selfie untuk berbagi berita tentang produk atau layanan, atau berpartisipasi dalam kampanye yang memperkuat citra anda?

Seperti biasa, saya menyambut semua pikiran dan ide-ide anda (berkaitan dengan selfie) dalam kolom komentar.

 

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.