Microsoft Masih Belum Paham Rahasia Dibalik Kesuksesan iPhone

“Microsoft menekankan bahwa siapapun yang menggunakan smartphone mereka akan mampu bekerja dengan optimal seperti layaknya pada personal komputer. Hal ini memang bagus, tapi kebanyakan pengguna mobile lebih ingin menikmati hiburan dibandingkan bekerja pada saat kondisi mobile” 

– catatan editor –

Artikel asli dalam Bahasa Inggris oleh: Yoni Heisler

Ditranslasikan ke dalam Bahasa Indonesia oleh: Peraitha

Dicek dan ditinjau ulang oleh: Reopan editor


Sekitar dua minggu yang lalu CEO Microsoft Satya Nadella menuliskan sebuah memo secara mendetail kepada seluruh pegawai Microsoft, sejenis pernyataan yang memberitahukan visi dan strategi perusahaan untuk masa depan. Setelah memberikan pernyataannya, CEO Microsoft tersebut melakukan interview bersama The Verge. Jujur saya terkejut ternyata Microsoft masih belum mengerti rahasia di balik kesuksesan iPhone.

Saat Microsoft terus melanjutkan usahanya untuk tetap bertahan di industri mobile, Microsoft masih saja belum memahami faktor yang membuat Apple masuk ke dalam pasar yang sama dan mengubah monopoli pasar menjadi milik mereka. Tidak dapat diragukan, Microsoft memang dibutakan oleh monopoli Windows dan produktivitas software miliknya yang sangat tinggi sehingga Microsoft tidak memahami bagaimana iPhone mampu mendorong perusahaan besar seperti RIM ke tepian jurang hanya dalam beberapa tahun.

Sebagai ilustrasi, ini adalah jawaban Nadella terhadap pertanyaan yang diajukan Joshua Topolsky tentang strategi produk Microsoft untuk meningkatkan penjualannya.

Anda mendefinisikan pasar seperti “Ini sudah sudah selesai, Apple dan Google-lah pemenangnya karena mereka telah menang dari sisi konsumen.” Dan saya tidak akan mempertanyakannya. Tapi saya akan mengatakan “Tidak. Setiap konsumen harus mempertimbangkan Microsoft karena apa, karena anda bukan hanya seorang konsumen. Anda akan bekerja, anda perlu menjadi produktif, dan anda dapat bekerja lebih baik menggunakan perangkat Microsoft. ” Dan itu adalah hal yang ingin saya ungkapkan.

Dan di sanalah letak permasalahannya.

Konsumen biasanya lebih memilih membeli perangkat yang membuat hidup mereka lebih mudah, dan lebih menyenangkan, bekerja tentu diabaikan! Sampai Juni 2013 Microsoft Office masih belum tersedia di iPhone. Dan versi iPad juga belum diluncuran sampai empat bulan yang lalu. Dan bisa ditebak, ratusan juta konsumen tetap membeli iPhone dan iPad.

Semakin lama Microsoft berusaha untuk fokus pada produktifitas software, maka semakin besar kemungkinan Microsoft jatuh pada jurang yang sama seperti RIM, yang terlalu focus pada pengembangan keyboard fisikal tanpa memperdulikan keinginan pasar. Seperti RIM yang salah perkiraan bahwa fisik keyboard akan mampu mengalahkan pertumbuhan popularitas Apple, Microsoft percaya bahwa ide abstrak tentang “produktivitas” akan membantu meraih porsi pasar yang lebih banyak.

Permasalahannya adalah Microsoft mengabaikan fakta bahwa iPhone membantu penguna dalam mendekatkan diri pada dunia IT, sebuah dinamika dimana individu mampu memilih jenis perangkat mobile yang cocok dengan lingkungan kerjanya. Saya menyaksikannya sendiri, kembali ke tahun 2008 saat saya bekerja di departemen IT perusahaan saya, saat itu kami mencoba untuk menunda dukungan resmi pada iPhone dalam menghadapi peningkatan permintaan pegawai. Namun saat tahun 2009 datang, departemen IT tidak bisa lagi mengabaikan pertumbuhan jumlah pegawai (dan juga para eksekutif) yang membawa iPhone.

Sementara Microsoft mempercayai ide tentang “produktivitas”, kebanyakan konsumen, saat membeli sebuah smartphone, tidak terlalu mementingkan perangkat apa yang membuat mereka bekerja lebih efisien. Contoh yang disampaikan Nadella kepada The Verge sangat kontras dibandingkan dengan produktivitas Apple yang menarik (mengambil gambar, editing video, foto editing, dan tentunya aplikasi pengolahan kata dan lain-lain ). Bisa dilihat pada kutipan berikut:

Jadi itu adalah inti yang terkandung dalam memo dan saat saya memikirkan makna produktivitas, sebuah contoh yang tepat adalah apa yang kita lakukan dengan fitur Cortana. Coba bayangkan apa yang Cortana dapat lakukan untuk anda jika anda adalah seorang salesman, yang bekerja dengan banyak jadwal sales meeting. Cortana mengetahui jadwal kalender anda, mengetahui perusahaan dan orang yang akan anda temui, dan dimana lokasi anda. Ini membuat CRM anda bekerja sebagai antisipasi daripada membuat anda hadir disana hanya untuk memberikan informasi yang anda miliki. Jadi ini tentang sebuah gambaran yang jauh lebih luas tentang sebuah agen inteligen yang dapat kita produksi untuk meningkatkan produktivitas.

Lagi dan lagi Nadella mengutarakan ide perangkat dwi-fungsi, yang menurut saya menunjukan dengan jelas kekurang-fokusannya.

“Saya tidak memikirkan dunia sebagai sebuah perusahaan dan konsumen. Saya memikirkan dunia sebagai seseorang. Sebagai contoh saya akan sebutkan hal spesifik tetang dwi-fungsi, yang mana saya memikirkan dimana kita bisa menjadi sangat unik. Lihat, di sana akan selalu ada kotak Pandora dalam perangkat kita. Tapi apa itu yang bisa kita lakukan dengan sistem operasi yang kita miliki, dengan akun cloud, dengan software kita, yang mana berbeda dan unik? Kita bisa membuat OneDrive untuk bersenang-senang, dan OneDrive untuk bisnis, dimana saya akan menggunakannya untuk berbagi photo dan menyimpan foto untuk dokumen bisnis saya. Apa yang bisa menjadi lebih fantastis dari ini, memiliki kedua hal tersebut dalam satu perangkat. Ini sangat cocok untuk kehidupan pribadi dan dunia kerja kita.”

Cukup sulit untuk memikirkan bagaimana Microsoft akan mampu untuk membedakan kebutuhan konsumen pada umumnya dengan kebutuhan para pekerja yang menjalankan dunia bisnis. Inilah mengapa sebagian besar iklan Handphone dan Surface Microsoft Windows terlihat fokus kepada hal yang sangat membosankan.

Saya bisa menggunakan Excel pada Surface saya untuk menjadi lebih produktif? Rasanya saya ingin menguap, Yawwn. Dan silahkan cek iklan untuk handphone Windows. Lihat apa yang ditampilkan secara mencolok—Microsoft Office.

Tentu ada pasar pasar untuk tablet dan produktivitas software smartphone, tapi mentargetkan layanan tersebut ke konsumen biasa hanya akan menjadi sorotan sebelah mata dan uapan ngantuk semata.

Karena Office memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan Microsoft, perusahan tidak pernah menyadari kenyataan bahwa aplikasi seperti Word dan Excel adalah setan yang ditoleransi orang-orang dan hindari saat bekerja.

Dan kemudian, hal inilah yang menjadi penyebab Microsoft terus menyampaikan hal ini terus berulang, lagi dan lagi.

iPhone mendemonstrasikan bahwa orang-orang ingin bekerja dengan perangkat yang menghibur mereka. Dimana strategi produk Microsoft terlihat sangat jauh berbeda, yaitu memberi tahu konsumen bahwa bekerja menggunakan perangkat Microsoft dapat juga digunakan sebagai hiburan.

Memo Nadella menyebutkan bagaimana Microsoft melihat setiap individu sebagai “dua user” dimana pada sudut pandang pemasarannya, Nadella membuat produk Microsoft terlihat benar-benar mengabaikan kebutuhan dan keinginan konsumen pada umumnya.

“Kita akan memikirkan setiap pengguna sebagai “dua user” – orang yang menggunakan teknologi untuk pekerjaan mereka atau sekolahnya dan juga menggunakannya dalam kehidupan digital mereka. Mereka berusaha keras untuk menyelesaikan sesuatu dengan teknologi, membutuhkan aplikasi terbaru, secara ekstensif menggunakan manajemen waktu dan kalender, ekspresi yang semakin maju, kolaborasi, pertemuan, layanan pencarian and penelitian, semuanya dengan keamanan dan kontrol privasi yang lebih baik. “

Sangat menyakitkan membaca ini. Siapa yang akan pergi ke toko mencari sebuah smartphone dengan manajemen waktu dan kalender yang hebat?

Apple mengerti bahwa layanan berbasis bisnis adalah sesuatu yang penting, tapi Apple mengunakan periode waktu untuk menambahkan layanan tersebut pada perangkatnya. Fokus terhadap layanan yang berbasis kebutuhan konsumen, Apple telah mendapat angka penjualan iPhone yang fantastis.

Saya akan menutup ini dengan cerita pandangan Steve Jobs tentang lingkup bisnis seperti yang diceritan CEO VMware Pat Gelsinger.

“Saya bersama (Pendiri Intel CEO Paul) Otellini akan pergi menemui Jobs dan para koleganya. Kami pergi ke pertemuan ini dan mengatakan: Steve, ayo kita bekerja sama dan membuat Mac milikmu menjadi lebih baik untuk pengguna bisnis. Jobs menatap saya dan berkata “ Mengapa saya harus melakukan hal yang diinginkan kumpulan mulut yang disebut dengan CIO?” Kami dan Intel sama-sama terperanjat dan mengatakan: “dua pertiga dari bisnis kami adalah CIO”. Jobs kemudian mengatakan: “saya akan membuat perangkat yang sangat menarik untuk konsumen dan para CIO harus bersiap-siap dengan hal itu.”

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.