iOS Masih Perlu Belajar Dari Android
“iOS 8 menjadi pertanda bahwa Apple mulai mengijinkan developer masuk ke pagar halamannya dan membuka pintu kostumisasi di masa depan”
– catatan editor –
Artikel asli dalam Bahasa Inggris oleh : Michael Simon
Ditranslasikan ke dalam Bahasa Indonesia oleh: Edy Kesuma
Dicek dan ditinjau ulang oleh: Reopan editor
Saat ini, Setelah iOS 8 sampai ke tangan jutaan orang yang menggunakan iPhone, mari kita lihat seberapa jauh Apple mengoptimalkan kapabilitas dari iPhone-mu. Dan seberapa jauh lagi dapat dikembangkan ke depannya. Khususnya dibandingkan dengan apa yang dapat diberikan Android.
Persaingan Android melawan iOS selalu saja didengungkan tiap tahun. Fans Apple membandingkan kemampuan iOS yang lembut saat scrolling dan responsifitas yang cepat. Sedangkan Fans Galaxy (Samsung) & M8 (HTC) membual tentang kemampuan kostumisasi yang tidak terbatas yang ada pada ponsel mereka. Ini adalah sesuatu yang konyol, keduanya memiliki kelebihannya masing-masing dan keduanya terus berkembang. Dan setelah kemunculan iOS 8, mereka semakin dekat dari sebelumnya, ketika saya pertama kali merasakannya dalam WWDC, sepertinya Apple mulai mengijinkan orang-orang untuk menekan beberapa tombol dalam pagar halamannya.
Kustomisasi keyboard, widget, sebuah API TouchID, Extension. Sebuah kerangka kerja baru yang membuat iOS seperti hadiah Natal. Akan tetapi saat iOS 8 mulai lebih terbuka dibanding sebelumnya, update terbaru dari Apple tidak dapat menjatuhkan dinding pembatas personalisasi melebihi “Project Butter” yang membuat perangkat Android berjalan sehalus sutra. Ini sebuah permulaan yang baik, tapi dengan perjalanan yang masih panjang.
Keluarkan Kami Dari Pembatasan-Pembatasan
Salah satu perbedaan terbesar antara Android dan iOS selalu di tampilan layar depan (home screen). Apple bersikeras menampilkan aplikasi dalam bentuk grid, bandingkan dengan Android yang menawarkan layar polos untuk bekerja, membuka pandangan yang luas dari berbagai pilihan kostumisasi dalam bentuk grafis widget.
Kabar baiknya adalah, Apple akhirnya memasukkan widget di iOS 8. Dan kabar buruknya adalah mereka tidak terlalu berguna dibandingkan dengan yang ada di Android. Sementara kedua metode tampak menyediakan informasi yang hampir mirip, ramalan cuaca, skor pertandingan, tracing paket dan lain-lain. Apple memilih menyimpan potongan informasi tersebut di Notification Center, yang malah mengurangi pengalaman pengguna. Untuk satu hal, Notification Center bukanlah tempat yang saya pertimbangkan untuk dibuka. Pemberitahuan sering menumpuk selama bermingu-minggu sebelum dihapus satu per satu. Jika iOS 8 dapat merubah kebiasaan saya, itu adalah masalah yang berbeda. Fitur tersebut belum membantu sama sekali.

Masih ada kemungkinan bahwa akan ada widget yang bagus saat para developer mendapatkan kesempatan menggunakan semua “tool” terbaru dari apple. Namun, kita tidak dapat menghindari kenyataan bahwa apple akan selalu memberi batasan dan kecilnya ruang yang diberikan Apple bagi developer untuk digunakan.
Pada gadget Nexus saya, widget adalah aplikasi web interaktif yang berdiri sendiri dan secara virtual dapat ditempatkan dimana saja di layar. Dan aplikasi yang ada pada iPhone saya, kebalikannya, hampir tidak dapat dibedakan antara satu dengan yang lainnya, dengan susunan horizontal kaku yang selalu harus diorganisir/diatur dan dengan scrolling yang berlebihan. Tanpa usaha ekplorasi yang lebih jauh, informasi yang diberikan sangatlah terbatas. Widget ESPN contohnya, hanya memberikan informasi tentang skor pertandingan tim favorit anda. Sedangkan yang ada di Android menawarkan rangkuman informasi yang komprehensif dari berbagai berita olahraga yang terjadi saat itu.
iOS 8 Dibuat Lebih Personal
Untuk pertama kalinya, Apple memberikan kita pilihan untuk mengkostumisasi iOS pada level system, dimana mengijinkan user mengganti keyboard “QuickType” dengan aplikasi pihak ketiga yang mereka pilih. Ini adalah salah satu alasan terbaik untuk mengupgrade ke iOS 8, dan para pembelot Android akan mendapatkan aplikasi keyboard mereka, termasuk Fleksy, Minuum dan Swiftkey. Apple perlu menyingkirkan beberapa bug dulu sebelum dapat disebut sempurna. Namun dalam sebagian besar hal, hal ini telah menyiratkan taman bermain untuk developer telah semakin lebar dan membuka pintu untuk kostumisasi di masa depan.

Namun saat keyboard yang baik dapat membuat aplikasi menjadi lebih baik, ketika saya meng-klik salah satu link atau menerima undangan dari kalender, saya masih perlu menonaktifkan salah satu yang tidak terlalu saya gunakan. Pada Android, user dapat memilih aplikasi apapun yang mereka inginkan untuk fungsi-fungsi umum. Sedangkan pada iOS 8, kita masih sering dipaksa menggunakan aplikasi yang telah ada pada device kita. Meskipun “Extension” telah memungkinkan aplikasi iOS untuk berkomunikasi dan mengintegrasikannya satu dengan yang lain dalam cara-cara baru, kita masih harus menunggu setidaknya satu versi baru lagi sampai Apple memberikan keterbukaan pada aplikasi Fantastical atau aplikasi kalender lain.
Pilihan dan Pilihan
Berbicara “Extension”, dimana fokus Apple pada produktifitas dan multitasking di iOS 8 telah membuat iPhone dan iPad menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kita dapat berbagi file dan fungsi antar aplikasi, dan berinteraksi dengan notifikasi tanpa meninggalkan layar dimana kita berada. Dan dari yang telah saya amati dari implementasi tersebut, hasilnya cukup memuaskan dan terlihat setidaknya setara dengan implementasi pada android.

Tapi stok Android hanya salah satu bagian dari cerita. Dapat dikatakan dengan tepat bahwa Apple tidak akan pernah menjadi keren hanya karena para jailbreaker dapat mengakses level root dari iOS, namun mungkin mereka dapat memberikan para developer sedikit kontrol atas antarmuka. Saya tidak berbicara tentang tema disini (walaupun saya tidak bisa mengatakan tidak keberatan), tetapi iOS pasti mendapatkan keuntungan dari sedikit kecerdikan luar.
Android mungkin lambat dari iOS dalam departemen “Cek aplikasi eksklusif keren kami yang dapat merubah dunia”. Namun Google Play terisi oleh berbagai tweak dan aplikasi mengagumkan yang meningkatkan dan merpersonalisasi pengalaman pengguna dan meningkatkan produktifitas. Terdapat aplikasi bernama Multitasking, dimana membawa gaya manajemen desktop window di tablet. Aplikasi Power Toggles menempatkan widget control dari menu setting ke tampilan layar atas. Sidebar Plus menambahkan laci geser dari menu setting, sehingga shorcut dan widget dapat diakses dari tepi layar utama. Anda akan memperoleh opsi mudah tak terbatas.
Apple sejauh ini tidak mengijinkan developer men-tweak sistem dalam cara semacam itu, tapi saat ini dimana widget dan aplikasi keyboard pihak ketiga telah ada di iOS, beberapa kostumisasi nyata dari antarmuka secara teoritis adalah memungkinkan, dan hal itu akan menyebabkan Android kehilangan uangnya.
Tidak dapat disangkal bahwa iOS 8 merupakan lompatan besar Apple ke arah keterbukaan, walaupun hal tersebut masih perlu diperdebatkan lagi oleh pengguna Apple dan Android. Mungkin akan ada perdamaian dan paritas di iOS 9, tapi suatu firasat memberi tahu saya bahwa kita tidak harus menahan nafas lagi.
Tapi tampilan iOs, yang bagian kontak dll lebih ringkas gitu kelihatannya dibanding android. Walaupun ga bisa dipungkiri sih kalau android lebih bisa diutak-atik.
warnanya hijau banget ya? Apa bisa diubah-ubah?