Mengapa Link URL Banyak Berisi Karakter-Karakter “Sampah”

“URL pada awalnya didesain sederhana sehingga mudah dibaca dan diingat oleh pengguna web. Namun saat ini, URL terlihat semakin kompleks dan penuh dengan karakter-karakter yang tidak bisa dimengerti. Namun dibalik karakter sampah itu, URL menyimpan kemampuan yang bertujuan agar web bisa lebih dinamis merespon keinginan dari pengguna web”

– catatan editor –

Artikel asli dalam Bahasa Inggris oleh: Bryan Lufkin

Ditranslasikan ke dalam Bahasa Indonesia oleh: Edy Kesuma

Dicek dan ditinjau ulang oleh: Reopan editor


Mengapa beberapa URL yang sering kita lihat tampak seperti kata-kata makian dalam buku komik? Mengapa banyak karater atau huruf-huruf aneh di URL? Kami memiliki jawabannya.

sample_url

Seperti yang anda mungkin ketahui, URL (uniform resource locators) pada dasarnya merupakan “alamat” dari suatu website. Ketik sebuah URL ke dalam perambah, dan anda secara langsung bisa membaca berita, menonton video, bermedia sosial dan lain sebagainya.

Itu alasan mengapa URL seharusnya bisa diingat dengan mudah. Namun demikian, saat ini semakin sering alamat web yang luar biasa panjang dan tidak terbaca. Mengapa bisa demikian? Dan apa arti dari seluruh karakter-karakter tersebut?

Susunan Bentuk URL

Untuk memulainya kita bisa melihat struktur dasar dari suatu URL. Kita akan menggunakan http://www.gizmodo.com sebagai contoh pertama.

http:// adalah apa yang disebut “protokol,” yang memberi tahu komputer anda bagaimana berinteraksi dengan server situs web yang ingin anda kunjungi. Dalam kasus ini, HTTP memberi tahu komputer anda menunggu penerimaan data yang berstruktur website.

www.gizmodo.com – bagian ini menunjukkan nama server yang anda tuju. Bisa dianggap seperti suatu alamat rumah atau nomor telepon.

Lalu, mari berhenti sejenak disini. Kembali ke awal masa internet, komponen dasar URL ini sebenarnya sudah cukup. Pada awalnya, halaman web merupakan dokumen sederhana yang saling terhubung satu sama lain. Sean O’Connor, kepala teknisi aplikasi Bit.ly (situs penyingkat URL), mengatakan:

“Di dunia yang relatif sederhana ini, begitu banyak informasi diperlukan untuk mereferensikan satu halaman dari halaman lain: protokol apa yang seharusnya saya gunakan, dan dokumen apa yang saya inginkan dalam server tersebut (/artikel/cool-info.html)”

Meskipun begitu, sebagaimana web berevolusi, begitu juga kemampuan website dan URL. Orang-orang ingin komputer mereka melakukan hal-hal yang menarik, sesuatu yang dinamis melebihi yang dihadirkan halaman statis. Dan itu adalah saat dimana URL mulai menjadi semakin mendetail.

Setiap anda melihat karakter “?” dalam suatu URL, sebagai contoh, karakter-karakter yang mengikutinya adalah apa yang disebut sebagai “parameter query.” Dengan sedikit bit informasi ekstra, server dapat meresponnya dengan lebih dinamis, memberikan anda sebuah halaman web berdasarkan apa yang ingin anda lihat. Mungkin saja secara otomatis menempatkan nama anda dalam suatu isian kolom, atau menyediakan tautan-tautan relevan berdasarkan pencarian web yang sedang anda lakukan.

Maka di saat ini, link URl dapat saja begitu panjang dan penuh dengan tampilan tidak bermakna. Memang benar, begitu banyak simbol-simbol yang berbeda muncul di URL saat ini, dan untuk mempelajarinya lebih jauh anda bisa melihat panduan yang dibuat oleh masyarakat sosial internet.

URL Dalam Dunia Modern

Coba perhatikan apa yang terjadi dengan beberapa contoh URL dibelakang bagian .com dari alamat web.

http://www.gizmodo.com/tag/gizexplains

Potongan (/tag/gizexplain) mengatur “bagian” dari request/permintaan, atau arah yang dituju dari sekian banyak file-file yang ada dalam server dimana gizmodo.com ditempatkan. Tanda slash atau garis miring memberikan tanda hirarki bagian-bagiannya, seperti folder bersarang.

Bagaimana dengan yang satu ini? Saya meng-Google “i like Gizmodo” ini tampilan yang muncul:

https://www.google.com/search?q=i%20like%20gizmodo&rct= j

Disinilah dimana masalah mulai semakin rumit, namun strukturnya mungkin juga terlihat familiar bukan? Ini adalah jenis URL yang terlihat setelah anda memulai suatu pencarian, dan parameter yang anda isi (seperti, kata kunci untuk pencarian) kemudian muncul dalam URL, dan tiap-tiap kata dipisahkan oleh tanda plus/tambah. (Ingat, semua parameter pencarian di URL yang diberikan mengikuti sebuah tanda tanya.)

Namun tunggu dulu? Bagaimana jika kueri pencarian yang anda lakukan menggunakan karakter bukan alfanumerik di dalamnya? Apa yang terjadi pada URL? Apakah akan membuatnya meledak?

Tidak. Sebuah karakter khusus berbeda dengan cepat mengganti karakter aslinya. Jadi jika anda meng-google “What is this?” sebuah karakter baru akan mengganti tanda tanya. Seperti berupa tanda persen. Kami perlu tanda tanya itu untuk memberi tanda di dalam URL apa yang mengikuti apa parameter pencariannya. Proses ini disebut dengan “escaping” atau pelarian diri.

Berikut sebagai contoh: ?term=what+is+this%3F&public=true

“Pada contoh kasus kueri ‘what is this,’ tanda tanya dapat menyebabkan kebingungan, memberi makna tanda tanya dalam URL,” jelas O’Connor. Dia lanjut mengatakan:

“Sesuai dengan hal itu, ada suatu proses yang disebut dengan escaping. Ketika anda dalam proses pelarian diri, anda mengganti suatu karakter bermakna dengan representasi alternatif yang tidak menyebabkan terjadinya masalah, namun dapat dikembalikan lagi ke bentuk aslinya. Contoh dari hal itu disini yaitu mengganti spasi dengan tanda plus/tambah dan mengganti bentuk tanda tanya dengan karakter %3F”

Anda juga mungkin melihat angka dalam URL hasil pencarian. Seperti, “%20” terselip diantara huruf-huruf. Itu adalah bentuk pelarian diri juga, yang merepresentasikan ruang.

Jika anda melihat tanda sama dengan di URL, mereka berfungsi untuk memisahkan kunci dari nilai dalam setiap pasangan kunci-nilai, dan tanda ampersand/tanda dan (&) memisahkan pasangan yang berbeda. Pasangan kunci-nilai bisa berupa, “page=5.” Dalam contoh ini kita berbicara tentang “page” di website sebagai suatu kunci, dan “5” adalah nilainya, atau berarti halamam kelima.

&rct=j — Coba perhatikan kembali “I Like Gizmodo.” Pada beberapa kasus, seperti contoh ini, adalah tidak mungkin memperhitungkan apa arti setiap potongan URL sebenarnya. “Seperti yang telah dikatakan, penggunaan parameter sangat umum untuk menjaga jalur informasi yang hanya memiliki makna dari situs yang menggunakannya,” kata O’Connor. “Maka dari itu, mereka tidak mungkin di dokumentasikan atau dijelaskan secara umum.”

#section-result — Akhirnya, tanda pagar (atau hashtag, tergantung seberapa tua anda). Merupakan bagian dari URL dan bertindak sebagai pengerem. O’Conner berkata: “Segala yang berada di akhir dari URL setelah tanda pagar adalah bagian khusus yang tidak pernah dikirimkan ke server dan digunakan eksklusif oleh perambah web. Seringkali ini digunakan untuk merujuk kepada bagian dalam sebuah dokumen, dan kadang juga dapat digunakan untuk tujuan yang lain.”

Statis dan Dinamis

Sekarang setelah semuanya menjadi jelas, anda harusnya tahu URL dapat dikategorikan menjadi dua jenis, sesuai dengan seberapa banyak karakter tidak jelas ada di dalamnya. Kedua jenis itu adalah statis dan dinamis.

URL statis adalah mereka yang hanya berisi titik, garis miring, tanda pisah, dan garis bawah. Mereka sering lebih lancar digunakan dibandingkan dengan URL dinamis dan memiliki rangking tinggi di pencarian Google. Ini disebabkan karena mereka lebih mudah dibaca dan lebih mudah diingat.

Sedangkan URL edan yang lagi satu yaitu URL dinamis seperti sebuah kantong undian yang berisi tanda tanya, tanda dan, tanda sama dengan, tanda seru, asterik, dan simbol keyboard lainnya, yang menjalar dalam bar navigasi. URL ini tidak mungkin untuk diingat, sepenuhnya tidak berguna dalam kampanye iklan dan umumnya memiliki tingkat klik yang lebih rendah.

Jelas yang saya maksudkan, tidak akan ada seorangpun yang menggunakan URL dinamis dari suatu kueri pencarian untuk suatu misi pemasaran produk atau menempelkannya dalam kartu pengenal bisnis. Namun orang-orang ingin menyebarkan URL tertentu dengan isi yang spesifik, atau membagikannya dalam suatu presentasi, namun karakter-karakter aneh membatasi dan menghalanginya. Ketika anda menyederhanakan URL dengan layanan Bitly atau TinyURL atau Google URL Shortener atau Ow.ly, layanan-layanan tersebut tidak menghilangkan karakter-karakter aneh dalam URL dinamis. Mereka hanya menyimpan informasi tersebut di suatu tempat. Ketika seorang pengguna meng-klik tautan yang diperpendek, mereka akan diarahkan ke tautan aslinya, dibawa lagi ke tautannya yang panjang.

Ini adalah sistem yang agak rumit, namun tidak ada satu pun yang akan ditinggalkan atau diganti dalam waktu dekat. (Layanan pemendek tautan dari Twitter Age adalah revolusi yang mendekatinya). Dan di masa depan, interaksi langsung atau kedekatan kita dengan URL mungkin semakin menurun semakin lama, khususnya sejak banyak konten seperti artikel berita, di-share atau dibagikan di Facebook, dan banyak orang mulai sering mengakses situs dari media sosial. (Atau dalam beberapa kasus, saat ini konten secara langsung dipublikasikan dalam situs seperti Facebook, yang mana benar-benar dapat menghilangkan keperluan mengetikkan suatu URL dalam perambah).

Dalam waktu dekat, URL dapat berakhir seperti nomor telepon. Mereka ada dimana-mana, kita menggunakannya setiap hari, namun hanya akan diketahui sebagai salah satu hal penting dari beberapa hal penting lainnya dalam kepala kita.

Print Friendly, PDF & Email

One Reply to “Mengapa Link URL Banyak Berisi Karakter-Karakter “Sampah””

  1. Min, saya buka google dot com seperti biasa ada https nya dan ada tanda gembok warna hijau ada tulisan secure, lalu klik Enter terbuka halaman google seperti biasa
    saya mau nanya itu virus atau bukan ya ada karakter url aneh nya di belakang google dot com /?gws_rd=cr&drc=0&ei=YQ_8WY3WYHIn_vATg75KABw

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.