Kecerdasan Buatan Tidak Akan Menghancurkan Dunia, Tapi Mungkin Akan Mengambil Alih Pekerjaanmu

“Bentuk  teknologi kecerdasan buatan dalam film Terminator mungkin terlihat nyata, tapi ada fakta yang sebenarnya perlu dipikirkan dengan lebih serius tentang bagaimana teknologi ini akan membuatmu kehilangan pekerjaan di masa depan”

– catatan editor –

Artikel asli dalam Bahasa Inggris oleh: Robert McMillan

Ditranslasikan ke dalam Bahasa Indonesia oleh: Edy Kesuma

Dicek dan ditinjau ulang oleh: Reopan editor


Ada banyak ketakutan tentang masa depan “artificial intelligence” atau kecerdasan buatan.

Stephen Hawking dan Elon Musk khawatir komputer yang ditanamkan kecerdasan buatan suatu hari akan menjadi mesin perusak super cerdas yang tidak terkontrol. Begitu juga dengan Bill Gates.

Namun kepala peneliti dari Baidu Andrew Ng – salah satu peneliti kecerdasan buatan yang sudah dikenal dunia dan pria yang membangun salah satu penerapan proyek kecerdasan buatan terbesar dunia – mengatakan harusnya kita lebih mengkhawatirkan tentang robot sopir truk dibandingkan dengan Terminator.

Faktanya, dia merasa jengkel dengan diskusi tentang bagaimana ilmuwan membangun suatu apokaliptik kecerdasan super. “Saya pikir itu adalah sebuah pengalihan pembicaraan tentang isu yang serius,” kata Andrew Ng pada konferensi kecerdasan buatan di San Franscisco minggu lalu.

Dia bukanlah satu-satunya orang yang berpikir seperti itu. Sebuah group dengan anggota dari berbagai tokoh bidang kecerdasan buatan secara rutin mengadakan pertemuan tertutup di Puerto Rico mendiskusikan etika dan kecerdasan buatan. Wired menginterview beberapa dari mereka. Diketahui konsensus yang ada disana membahas isu jangka panjang dan isu jangka pendek kecerdasan buatan yang perlu dikhawatirkan. Tetapi pertanyaan dari jangka panjang-lah yang mendominasi topik pertemuan tersebut.

evolusi kecerdasan buatan
Ilustrasi Evolusi AI

Kecerdasan buatan tampaknya mulai memiliki dampak yang penting dalam lingkungan masyarakat dalam 5-10 tahun ke depan, sesuai pernyataan dari Murray Shanahan, seorang Professor Robotic Kognitif. “Sangatlah sulit untuk memprediksikan dengan jelas apa yang akan terjadi,” katanya kepada Wired beberapa minggu lalu, “namun kita dapat memastikan bahwa teknologi ini akan berdampak pada lingkungan masyarakat sedikit demi sedikit.”

Andrew Ng memandangnya seperti ini, yaitu dimana Amerika Serikat membutuhkan 200 tahun untuk beralih dari ekonomi pertanian dimana 90 persen warganya bekerja di ladang pertanian, ke tingkat ekonomi saat ini, dimana angkanya mendekati 2 persen saja. Peralihan kecerdasan buatan akan datang dengan cepat, dan hal itu dapat menyebabkan masalah yang besar.

Ada sebuah ide yang didengungkan oleh 2 akademisi MIT, Erik Brynjolfsson dan Andrew McAfee, yang berpendapat bahwa kita sedang memasuki “era mesin kedua,” dimana laju percepatan perubahan yang dibawa teknologi digital dapat meninggalkan berjuta-juta pekerja dengan skill menengah kebawah.

Beberapa teknologi kecerdasan buatan, seperti mobil yang dapat berjalan sendiri, dapat benar-benar menghancurkan dalam suatu periode singkat dibandingkan dengan periode terjadinya revolusi industri. Terdapat 3 juta sopir truk di Amerika, sesuai data dari Asosiasi Truk Amerika. Apa yang terjadi jika kendaraan yang dapat mengemudi sendiri menggantikan pekerjaan mereka dalam beberapa tahun mendatang?

Dengan persepsi yang semakin berkembang saat ini, ruang lingkup dari apa yang dapat dilakukan sebuah mesin semakin meningkat. Komputer lebih baik dalam memahami apa yang kita katakan dan menganalisis data dengan suatu cara, yang nantinya digunakan sebagai domain khusus dari manusia.

Bulan lalu, mobil – mengemudi sendiri – keluaran Audi membawa wartawan Wired, Alex Davies menempuh jarak sejauh 500 mil. Di Cupertino, di Hotel Aloft California terdapat robot pelayan yang dapat membawakanmu sikat gigi. Paralegal mulai mengetahui pekerjaan mereka dapat dikerjakan oleh komputer pemilah data. Dan tahun lalu, Google memberitahu kami tentang sebuah group pekerja yang melakukan pekerjaan pengenalan gambar untuk suatu pencarian yang besar. Bentuk pekerjaannya seperti menemukan perbedaan antara nomor telepon dan nama alamat jalan yang tertempel di dinding. Google menemukan cara bagaimana melakukan hal ini dan mereka tampaknya juga telah berjalan ke sesuatu yang lain.

Andrew Ng, yang juga salah satu pendiri dari perusahaan pembelajaran online Coursera, mengatakan jika kecerdasan buatan mulai dapat melakukan pekerjaan, pelatihan ulang semua pekerja merupakan tantangan besar di masa sekarang. Ketika sampai pada masalah pelatihan ulang pekerja, dia berkata, “sistem pendidikan kita memiliki sejarah yang sangat sulit mengenai hal ini.”

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.